Minggu, 11 Mei 2014

JaTeGor Rekk, Monggo sobat-sobat SedaYa Cobain NggeEhHh!!!







JaTeGor Krenyuss (Jagung Tempe Goreng)
Aneka Gorengan



Masakan : Jagung Tempe goreng
Varian    : Camilan 
Konsep Produk
            Untuk konsepnya sendiri bentuk Jagung Tempe Goreng harus dibentuk bervariasi dan tampil beda dengan pesaing lain, mungkin masakannya dapat dibuat dengan berbagai model dan kemasannya agar lebih menarik perhatian pembeli.
Bahan     :
  •   Tempe
  •   Tepung Sajiku /tepung terigu
  •   Margarin
  •   Jagung Muda
  •   Telur Ayam
  •   Bawang Putih
  •   Ketumbar
  •   Garam
  •   Tepung Terigu
  •   Daun Prey
  •   Tahu
  •   Minyak
Bahan Sambal:
  •   Cabe rawit
  •   Bawang Merah
  •   Bawang Putih
  •   Gula Merah
  •   Kecap manis
  •   Daun Jeruk Purut
  •   Mentimun
§  
Bahan Yang Ditumbuk/Haluskan
  •   Siapkan mangkuk untuk bumbu yang dihaluskan dikasih air sedikit/secukupnya kemudian
  •    Bawang Putih, Ketumbar dan garam dihaluskan.
  • diberi tepung terigu laludicampur, selanjutnya dicampur dengan telur, aduk hingga merata tambahkan daun prey untuk dicampurkan ke adonan  Bawang putih, Cabe rawit, garam dan gula merah dihaluskan ( Sambal)       

Bahan yang dibumbuhi
  • ·         Tempe di potong tipis-tipis bentuk persegi kemdian di goreng
  • ·         Tempe diolesi margarin hingga merata kemudian celupkan tempe tersebut dengan tepung sajiku campuran tepung terigu
Proses penggorengan
  • Tempe yang telah diberi bumbu diatasnya dikasih adonan jagung kemudian di goring.
  • Sedangkan untuk sambalnya:
  • Siapkan mangkuk, gula merah dihaluskan kemudian dicampur dengan sampal yang telah ditumbuk campur dengan air, tidak terlalu banyak, tapi buat untuk tetat kental dan agak encer setelah itu tambahkan kecap secukupnya kemudian aduk hingga merata.selanjutnya ditambahkan dengan irisan daun jeruk purut yang tipis-tipis dan potong mentimun sesuai selera dan campurkan pada adonan sambal.

Sabtu, 10 Mei 2014

Permenkes standar profesi bidan 2007


ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR

Kompetensi 6: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan
Pengetahuan Dasar
1.Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar uterus
Saat-saat dan jam pertama kehidupan di luar rahim merupakan salah satu siklus kehidupan. Pada saat bayi dilahirkan beralih ketergantungan pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Proses perubahan yang komplek ini dikenal sebagai periode transisi. Bidan harus selalu berupaya untuk mengetahui periode transisi ini berlangsung sangat cepat.
            Adaptasi fisiologis BBL adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga kelangsungan hidupnya diluar uterus.  Artinya nantinya bayi harus dapat melaksanakan sendiri segala kegiatan untuk mempertahankan kehidupannya. Dalam hal ini yang sangat perlu diperhatikan adalah bagaimana upaya untuk menjaga agar bayi tetap terjaga kesehatannya. Yang utama adalah menjaga bayi agar tetap hangat, mampu melakukan pernafasan dengan spontan dan bayi menyusu sendiri pada ibunya.
Proses transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada :
1. Pernapasan
       a. Perkembangan paru-paru
       Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari faring yang bercabang cabang membentuk struktur percabangan bronkus. Proses ini berlanjut setelah kelahiran sampai usia 8 tahun, sampai jumlah bronchiolus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan bukti gerakan nafas sepanjang trimester kedua dan ketiga. Kematangan paru-paru akan mengurangi peluang kelangsungan hidup bayi baru lahir sebelum usia kehamilan 24 minggu, yang disebabkan oleh keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan system kapiler paru-paru tidak mencukupinya jumlah surfaktan.
          b. Awal adanya nafas
Dua faktor yang berperan pada rangsangan pertama nafas bayi :
• Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan dua rahim yang merangsang pusat pernafasan otak.
• Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan yang merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru secara mekanis.
Interaksi antara system pernafasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernafasan teratur dan berkesinambungan. Jadi sistem-sistem harus berfungsi secara normal.
c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernafas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk mengeluarkan cairan dalam paru-paru dan mengembangkan alveolus paru-paru untuk pertama kali. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan dan jumlahnya akan meningkat sampai paru-paru matang sekitar 30-40 minggu kehamilan. Surfaktan ini berfungsi mengurangi tekanan permukaan paru-paru dan membantu menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernafasan. Tanpa surfaktan alveoli akan kolaps setiap saat setelah akhir setiap pernafasan yang menyebabkan sulit bernafas.
d. Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di dalam paru-parunya. Pada saat bayi mlalui jalan lahir selama persalinan, sekitar 1/3 ciran ini akan diperas keluar paru-paru. Dengan beberapa kali tarikan nafas pertama, udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus bayi baru lahir. Dengan sisa cairan di dalam paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.
e. Fungsi pernafasan dalam kaitannya fungsi kardiovaskuler
Oksigenasi sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontraksi. Pengerutan pembuluh darah ini berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka, guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga penurunan oksigenasi jaringan akan memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan menghilangkan cairan paru-paru akan mendorong terjadinya poeningkatan sirkulasi limfe dan membantu menghilangkan cairan paru-parudan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.

2. Sirkulasi peredaran darah
Setelah lahir darah bayi baru lahir harus melewati paru-paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik pada bayi baru lahir terjadi dua perubahan besar :
a. Penutupan foramren ovale pada atrium jantung
b. Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta
Perubahan siklus ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh system pembuluh tubuh. Oksigenasi menyebabkan system pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau meningkatkan resistensinya sehingga mengubah aliran darah.
 Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam system pembuluh darah adalah :
a. Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun. Karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium tersebut. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
b. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernafasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan sedikit terbukanya system pembuluh darah paru-paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium kanan dan penurunan tekanan pada atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup.
3. Termoregulasi
Bayi belum lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan cepat mengalami stress dikarenakan adanya perubahan lingkungan. Suhu dingin mengakibatkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah bayi. Pada lingkungan dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.
Cara Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Normal
 Pencegahan Kehilangan Panas
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur suhu tubuhnya secara memadai dan dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah.
 Mekanisme Kehilangan Panas
Kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir dapat terjadi melalui mekanisme berikut :
a. Evaporasi adalah cara kehilangan panas karena menguapkan cairan ketuban pada permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh tidak segera dikeringkan.
b. Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Bayi diletakkan di atas meja, timbangan atau tempat tidur.
c. Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi terpapar dengan udara sekitar yang lebih dingin. Adanya tiupan kipas angin, penyejuk ruangan tempat bersalin.
d. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi ditempatkan dekat benda yang mempunyai temperature tubuh lebih rendah dari temperature tubuh bayi. Bayi ditempatkan dekat jendela yang terbuka.
4. Metabolisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak diperlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat pada saat lahir, seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir , glukosa darah akan turun cepat dalam waktu 1-2 jam.     
Dwi p.puteri .2012.unduh di internet  http://putriyacipugh.blogspot.com/p/211-adaptasi-bayi-baru-lahir-terhadap.html. 22 okt 2013.pkl 15.14

2. Kebutuhan dasar bayi baru lahir: kebersihan jalan napas, perawatan tali pusat, kehangatan, nutrisi,”bounding & attachment”
1.      Bayi Baru Lahir
Asuhan pada bayi baru lahir dari 2 jam pertama sampai 2 minggu pertama
a.       Rencana Asuhan Bayi 2-6 Jam Pertama
Pembersihan jalan nafas, perawatan tali pusat, perawatan mata, dan identifikasi adalah rutin segera dilakukan, kecuali bayi dalam keadaan kritis, dan dokter memberi instruksi khusus (Saifuddin, 2002;133).
1)      Membersihkan Jalan Nafas
·         Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :
·         Letakkan bayi pada posisi telentang di tempat yang keras dan hangat.
·         Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
·         Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang dibungkus dengan kasa steril.
·         Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 sampai 3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar, dengan rangsangan ini biasanya bayi segera menangis.
a) Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir dapat menyebabkan kerusakan otak. Sangat penting membersihkan jalan napas, sehingga bayi bernafas tidak akan menyebabkan aspirasi lendir (masuknya lendir ke paru-paru).
(1)   Alat penghisap lendir mulut (DeLee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan slangnya harus telah siap di tempat.
(2)   Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung.
(3)   Petugas harus memantau dan mencatat usaha napas yang utama.
(4)   Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
b)     Bantuan untuk memulai pernapasan mungkin diperlukan untuk mewujudkan ventilasi yang adekuat
Dokter atau tenaga medis lain hendaknya melakukan pemompaan bila setelah 1 menit bayi tidak bernapas.
2.      Merawat tali pusat
a.      Jangan membungkus perut atau pusar ataupu nmongoleskan bahan atau ramuan apapun ke puntung tali pusat, dan nasehati keluarga untuk tidak memberikab apapun kepada pusat bayi
b.      Pemakaian alcohol ataupun betadine masih diperkenankan sepanjang tidak menyebabkan tali pusat basah/lembab
c.       Beri nasihat pada ibu dan keluarganya sebelum penolong meninggalkan bayi:
·         Lipat popok di bawah punting tali pusat
·         Jika puntung tali pusat kotor, cuci secara lembut dengan air matang( disinfeksi tingkat tinggi) dan sabun. Keringkan secara seksama dengan kain bersih.
·         Jelaskan ibu bahwa ia harus mencari bantuan perawatan jika pusar menjadi merah atau mengeluarkan nanah atau darah
·         Jika pusat menjadi merah atau mengeluarkan atau darah,segera rujuk bayi tersebut ke fasilitas yang mampu memberikan perawatan bayi baru lahir secara lengkap
Merawat tali pusat dengan menggunakan kassa steril tanpa menggunakan betadine dan alkohol 70%.
3.      Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Pengukuran suhu bayi harus dicatat.
4.      Memberi Vitamin K
Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir dilaporkan cukup tinggi, sebesar 0,25 –0,5 %, untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K per oral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi risiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg I.M.
     Bounding Attachment
Bounding attachment/keterikatan awal/ikatan batin adalah suatu proses di mana sebagai hasil dari suatu interaksi terus menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai, memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan. Ikatan batin antara bayi dan orang tuanya berkaitan erat dengan pertumbuhan psikologi sehat dan tumbuh kembang bayi (Hand Out Neonatus, Bayi dan Balita, 2005).
Diposkan oleh Nur Maisyah di 07.35, 22 okt pkl 15.27
3. Indikator pengkajian bayi baru lahir, misalnya dari APGAR
Konsep Pengkajian Pada Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir memerlukan observasi cermat dan terampil untuk memastikan apakah telah tercapai penyesuaian yang memuaskan terhadap kehidupan ekstrauterin. Pengkajian fisik setelah kelahiran dapat dibagi menjadi :
a. Pengkajian awal menggunakan sistem skoring APGAR.
b. Pengkajian usia gestasional.
c. Pemeriksaan fisik sistematis.
Pengkajian Awal : Skoring APGAR
Metode yang paling sering digunakan untuk mengkaji penyesuaian segera bayi baru lahir terfadap kehidupan bayi ekstrauterin adalah sistem skoring APGAR. skor ini didasarkan pada observasi denyut jantung, usaha bernapas, tonus otot, refleks iritabilitas, dan warna yang diobservasi pada menit 1 dan 5 setelah kelahiran dan diulang setelah kondisi bayi stabil.
Skoring APGAR
Tanda 0 1 2
·         Denyut Jantung Tidak ada Lambat, > 100 < 100
·         Usaha Bernapas Tidak ada Tidak teratur , lambat, menangis lemah Baik, menangis kuat
·         Tonus Otot Lumpuh Sedikit fleksi ekstremitas Fleksi baik
·         Refleks Iritabilitas Tidak ada respon Menyeringai Menangis, bersin
·         Warna Biru, pucat Tubuh merah jambu, ekstremitas biru Seluruhnya merah jambu
Skor Total APGAR
a. Skor 0-3 menunjukan distres berat.
b. Skor 4-6 menunjukan kesulitan sedang.
c. Skor 7-10 menunjukan bahwa tidak ada kesulitan dalam penyesuaian terhadap kehidupan ekstrauterin.
Prosedur penilaian APGAR
• Pastikan pencahayaan baik
• Catat waktu kelahiran, nilai APGAR pada 1 menit pertama dg cepat & simultan. Jumlahkan hasilnya
• Lakukan tindakan dg cepat & tepat sesuai dg hasilnya
• Ulangi pada menit kelima
• Ulangi pada menit kesepuluh
• Dokumentasikan hasil & lakukan tindakan yg sesuai
Penilaian
o Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2
o Nilai tertinggi adalah 10
• Nilai 7-10 menunjukkan bahwa by dlm keadaan baik
• Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang & membutuhkan tindakan resusitasi
• Nilai 0 – 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius & membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi
Playingwithbrusheshttp://yaciiratulpersonalwebsite.blogspot.com/2011/01/pengkajian-bayi-baru-lahir.html
Akses selasa 22 okt 2013 pkl 15.36
4. Penampilan dan perilaku bayi baru lahir
Penampilan dan Perilaku Bayi Baru Lahir
Pada dasarnya bayi baru lahir sudah memiliki penampilan atau ciri-ciri dan perilaku yang khusus.
1. Kebanyakan bayi baru lahir memiliki tubuh yang tidak proporsional. Ukuran kepala dan badannya tidak sebanding. Berbeda sekali dengan penampilan anak-anak dan orang dewasa pada umumnya. Perbedaan yang mencolok ini disebabkan oleh titik tengah tinggi badan bayi berada di pusat sedangkan orang dewasa berada di bagian kelamin.
2. Warna kulit kemerah-merahan dan terkadang terdapat lapisan berwarna putih keruh. Lapisan ini disebut vernik caseosa berfungsu untuk melindungi bayi dari infeksi saat ia berada dalam uterus dan untuk menjaga suhu tubuh tetap hangat setelah keluar dari rahim ibu.
3. Tubuh bayi yang baru saja dilahirkan terbungkus kulit berwarna cyanosis dan berkeriput disebabkan karena masih sedikitnya jumlah jaringan lemak bawah kulit. Keriput akan hilang sesuai dengan bertambahnya berat badan bayi.
4. Lemak subkutan cukup tebal
5. Bentuk kepala cenderung kerucut disebabkan oleh gaya yang bekerja saat proses persalinan dan juga sebagai akibat tulang tengkoarak yang tumpang tindih (molase).
6. Ukuran lingkar kepala, antara lain: Fronto Oksipital 34 cm, Mento Oksipital 35 cm, Suboksipito Bregmatika 32 cm
7. Ubun-ubun berdenyut karena belahan-belahan tulang tengkorknya belum menyatu dan mengeras dengan sempurna. Seiring dengan semakin sempurnanya proses penyatuan tulang-tulang tengkorak(kira-kira setelah 2 tahun) denyut di kepalanya akan hilang,
yang bisa dilakukan :
o Bersihkan rambut dan kepalanya dengan shampo khusus bayi dan segera keringkan.
o Hindari menyentuh dan menekan bagian kepalanya yang berdenyut-denyut itu, baik saat mencuci rambut atau menggendongnya.
8. Rambut lanugo dan rambut kepala tumbuh dengan baik
9. Mata bayi tampak keluar garis atau juling selama 2 -3 bulan pertama disebabkan karena pada beberapa saat setelah kelahiran, bayi baru membuka matanya dan melihat lingkungan disekitar. Penglihatannya baik namun belum terlalu fokus.
Yang bisa dilakukan :
* Hindari posisi tidur telungkup atau menyamping untuk mengurangi tekanan pada wajah
* Bila ada benjolan atau bekas tekanan alat forcep pada kepala tampak sedikit bengkak, hindari menyentuh bagian tersebut sampai bengkaknya hilang.
11. Mata berair disebabkan karena saluran hidung belum sempurna sehingga mengakibatkan aliran air mata yang diproduksi menjadi tidak lancar. Keadaan seperti ini dapat diatasi dengan mengurut kulit sepanjang saluran tersebut dimulai dari kulit pinggir mata ke arah pinggir hidung bagian bawah.
12. Sensitif terhadap cahaya terang, yang menyebabkan mata bayi akan berkedip, dapat mengenali pola-pola hitam putih tang tercetak tebal dan bentuk wajah manusia. Jarak focus adalah sekitar 15-20 cm
13. Bayi akan bereaksi dengan menggerakan matanya bila mendengar suara-suara yang nyaring. Ia lebih menyukai suara yang lembut dengan pola yang sama. Jika mendengar suara yang tiba-tiba, bayi akan bereaksi dengan menggerakan anggota tubuhnya.
14. Kumisan, sisa lanugo (rambut janin) belum luruh semuanya. Selain kumis, bayi perempuan juga sering tampak berambut pada bahu dan punggungnya. Dalam beberapa minggu, kulit bayi akan tampak bersih dari rambut-rambut dan kumis itu.
Yang bisa dilakukan :
o Mandikan bayi untuk menjaga kebersihan dan kesehatan kulitnya
o Tidak perlu repot mencukurnya karena rambut dan kumis tersebut akan rontok dengan sendirinya.
15. Aktifitas/gerakan aktif, ektremitas biasanya dalam keadaan fleksi
16. Kaki dan tangannya pucat dan dingin. Sistem sirkulasi dan peredaran darah bayi baru lahir belum berkembang sempurna, sehingga tubuhnya memprioritaskan mengalirakan darah ke organ-organ tubuh yang epnting seprti otak, paru-paru dan jantung. Tangan dan kaki adalah organ tubuh yang paling akhir dialiri darah. Kondisi ini berakhir edngan sendirinya secara bertahap sampai bayi berusia 1 tahun.
Yang bisa dilakukan :
o Kontak kulit setiap menyusui bayi untuk menghangatkan
o Metode kangguru, letakkan bayi di dada ibu dalam keadaan telanjang sehingga terjadi kontak antar kulit. Lakukan sekitar 30 menit setiap hari
o Sarungkan kaus kaki dan kakuas tangan khusus untuk bayi atau selimuti sampai tangan dan kakinya terasa hangat dan kulitnya sudah berwarna merah muda.
17. BB berkisar antara 2500-3000 gram
18. PB antara 50-55 cm
19. Genitalia: labia mayora menutupi labia minora, testis sudah turun ke dalam skrotum
20. Kelamin bayi besar dan membengkak dipengaruhi oleh hormon ibu lika memar dan jaringan alat kelamin yang bengkak disebabkan karena trauma saat lahir dan proses alami perkembangan alat kelamin, akan tampak noramal dalam waktu sekitar 1 minggu.
Yang biasa dilakukan :
o Bersihkan alat kelamin setiap kali mandi, lalu keringkan perlahan dan lembut
o Jika menggunakan popok sekali pakai, perhatikan daya tampungnya, ganti segera setelah penuh dan begitu dia buang air besar.
21. Pada bayi perempuan labia mayor terlihat menggembung, dapat terlihat keriput atau halus. Kadang mengeluarkan lendir atau darah selama beberapa hari. Hal ini tergolong perdarahan menstruasi normal dari uterus bayi disebabkan hormon estrogen ibu yang melewati bayi perlahan menghilang.
22. Anus (+) dalam 24 jam pertama dapat mengeluarkan mekonium
23. Dalam 24 jam pertama bayi dapat BAK dengan volume 20-30 ml/hari
24. Terkadang pada beberapa bayi ditemukan kelenjar mamae yang dapat membesar dan mengeluarkan ASI, akan mengempis dalam beberapa hari atau minggu.
Yang bisa dilakukan :
o Jangan menekan-nekan payudara bayi karena hanya akan menimbulkan rasa tak nyaman.
o Bila menyabuni bagian dadanya, bilas sampai bersih.
25. Bayi baru lahir sudah dapat membedakan aroma susu manusia/ibunya dengan aroma susu dari wanita lain, bereaksi secara kuat terhadap berbagai rasa dan memperlihatkan kesukaan yang kuat pada rasa manis.
26. Bayi baru lahir sangat sensitive terhadap sentuhan dan sangat menyukai kontak langsung antara kulit dengan kulit
Adalah normal bila dalam 2 minggu pertama bayi banyak tidur. BBL biasanya tidur selama 16-20 jam yang dibagi menjadi 4-5 periode.
27. Tangisan bayi berbeda-beda disesuaikan dengan apa yang dirasakannya, seperti sakit, merasa tidak nyaman karena basah, dingin, lapar, merasa kesepian dll.
akses 22 okt 2013 pkl 15.44
5. Tumbuh kembang yang normal pada bayi baru lahir selama 1 bulan
Perkembangan Bayi
Dua belas bulan pertama kehidupan bayi anda merupakan masa-masa tumbuh kembang bayi yang menakjubkan. Dalam waktu sesingkat itu buah hati anda akan berubah dari bayi yang bergantung sepenuhnya pada anda menjadi anak kecil yang mulai berjalan, berbicara dan menunjukkan tanda-tanda awal kemandirian. Berikut ulasan singkat perawatan dan perkembangan bayi usia 1 bulan.
1.         Gerak refleks bawaan lahir meliputi:
    Mengisap - segera setelah lahir, bayi anda akan mulai mencari dan melekat pada payudara atau dot untuk makan.
    Mengeluarkan makanan - refleks mengeluarkan objek dari kerongkongan untuk menghindarkan bayi dari tersedak.
    Genggaman yang kuat - taruh jari anda dalam telapak tangannya dan rasakan cengkeramannya.
    Refleks moro - pada saat terkejut bayi akan tersentak ditandai dengan merentangkan kedua tangannya dan membuka genggamannya (terutama jika tidak ada pegangan).
    Naluri untuk melangkah - jika anda meletakkan kaki bayi pada permukaan solid sambil menopang tubuhnya, akan kelihatan bayi anda melangkah.
Meskipun bayi usia 1 bulan sudah bisa memutar kepala pada saat dalam posisi tengkurap, namun leher mereka belum cukup kuat untuk menopang kepala pada posisi tegak. Karenanya jangan lupa untuk menopang kepalanya dengan tangan sewaktu mengangkatnya.
2.         Perkembangan indera penglihatan bayi 1 bulan
Pada beberapa hari pertamanya mata bayi akan lebih sering tertutup tapi segera matanya akan mulai lebih sering terbuka. Bayi baru lahir hanya bisa melihat dengan jelas pada jarak dekat sekitar 25cm. Yang berarti bayi anda bisa melihat wajah anda saat menyusui, bahkan akan lebih suka menatap wajah anda dibandingkan objek lainnya karena pada dasarnya bayi lebih tertarik dengan wajah manusia. Mereka juga lebih menyukai objek berbentuk bulat dengan gelap dan terang yang kontras serta memiliki garis luar yang tajam karena lebih mudah dilihat.
Matanya juga mungkin terlihat juling pada saat ia mencoba fokus pada objek. Ini merupakan hal yang normal karena syaraf pengontrol mata bayi belum sepenuhnya berkembang. Namun jika hal ini berlanjut sampai usia 3 atau 4 bulan segera berkonsultasi dengan dokter anak anda karena ini mungkin merupakan tanda mata juling dan harus ditangani dengan segera.
3.         Perkembangan indera pendengar
Walaupun pendengaran bayi belum berfungsi sempurna namun bayi baru lahir sudah bisa mengenali suara terutama suara sang bunda yang didengarnya tiap hari dalam kandungan. Mereka terutama bereaksi pada suara lembut berirama tinggi dengan ritme yang lambat menenangkan. Bayi juga memiliki kemampuan untuk memblokir suara-suara yang mengganggunya agar bisa memperoleh istirahat yang cukup dan melindungi diri dari penggunaan panca indera yang berlebihan. Namun, jika bayi anda sepertinya tidak merespon pada suara apapun konsultasikan dengan dokter anak anda.
4.         Perkembangan indera perasa bayi usia 1 bulan
Seperti kebanyakan anak yang lebih besar, bayi lebih menyukai rasa manis. Tapi indera perasanya belum cukup matang untuk membedakan asam dan pahit. Sedangkan indera penciumannya sudah berkembang sempurna dan sudah bisa membedakan bau puting ibu dan bau asi dalam beberapa hari pertama kehidupannya.
Perawatan bayi 1 bulan : Memberi makan
Pada bulan pertama, bayi asix akan menyusu 8 sampai 12 kali sehari (setiap 2 atau 3 jam). Sedangkan bayi yang minum sufor biasanya hanya perlu minum susu 6 sampai 8 kali sehari. Pemberian susu bisa dilakukan atas dasar permintaan bayi (semau-maunya bayi) atau dijadwalkan tergantung metode mana yang lebih cocok buat ibu dan bayi. Pada saat lapar, bayi akan mencari-cari puting ibu atau menjadi rewel dan menggerakkan mulutnya ketika pipinya disentuh dengan jari. Bayi yang sudah cukup minum susu akan terlihat puas, mungkin tertidur dan ditandai dengan 4 sampai 6 popok basah sehari.
Perawatan bayi usia 1 bulan : Komunikasi
Bayi 1 bulan hanya punya satu cara berkomunikasi yaitu menangis. Mereka bisa menangis sampai tiga jam per hari namun biasanya akan semakin berkurang sejalan dengan waktu. Menangis merupakan cara bayi untuk mengatakan "Saya lapar", "Popok saya basah", atau "Saya capek". Otomatis sebagai orang tua anda akan mulai mengerti arti tangisan bayi anda dan menemukan cara terbaik untuk menenangkannya (seperti digendong atau dibedong). Bayi yang menangis terus dan tidak bisa ditenangkan mungkin mengalami kolik atau menandakan adanya masalah medis, konsultasikan dengan dokter jika anda tidak juga berhasil menghibur buah hati anda. Baca lebih lanjut tentang kenapa bayi rewel dan menangis terus? di Makna Tangisan Bayi: 22 Sebab Bayi Sering Menangis.
Perawatan bayi 1 bulan : Tidur
Pada beberapa minggu pertama bayi baru lahir akan tidur antara 15 -16 jam per hari. Waktu tidurnya kemungkinan tidak teratur karena bayi masih belum bisa membedakan siang dan malam. Siklus tidur mereka juga lebih singkat dan lebih gampang terbangun (dua atau tiga kali pada malam hari) pada minggu-minggu awal tersebut. Bantu buah hati anda menyesuaikan diri dengan membatasi aktivitasnya hanya pada siang hari dan menciptakan suasana hening, gelap dan membosankan pada malam hari. Pada akhirnya bayi anda akan mengerti bahwa siang hari adalah waktu bermain dan malam hari waktu untuk tidur.

Tips perawatan bayi 1 bulan:
Bulan pertama adalah tahap penyesuaian untuk orang tua dan tahap pengaturan untuk bayi baru lahir. Yang paling dibutuhkannya pada tahap ini adalah sentuhan anda yang mencintainya. Lakukan kontak kulit dengan bayi anda sebanyak mungkin misalnya dengan menggendong dan mengayunkan atau memijat bayi anda dengan lembut. Hal ini akan membuat bayi anda merasa nyaman dan disayangi.
Demikian ulasan singkat tumbuh kembang bayi 1 bulan. Selalu ingat bahwa tiap bayi adalah unik. Bayi anda bisa mencapai milestones nya lebih lambat atau lebih cepat. Jika anda kuatir dengan perkembangan bayi 1 bulan anda, silakan konsultasikan dengan dokter anak anda.
selasa, 22 0kt 2013. Pkl 15.50
6. Memberikan imunisasi pada bayi
Memberikan imunisasi dasar pada BBL 1 bulan pertama meliputi Hb I dalam 12 jam pertama setelah lahir dan BCG dan melakukan pencegahan infeksi pada mata bayi dengan memberikan salep antibiotika serta memberikan vitamin K1 dan imunisasi Hepatitis B.
  Pemberian imunisasi Hb I diberikan pada 12 jam pertama BBL untuk menghindari kontak BBL dengan agent infeksius.
• Beberapa prosedur perlindungan yang harus dilakukan pada BBL menurut evidence tidak hanya memberikan imunisasi saja tetapi pemberian salep mata dan vit K1
• Salep antibiotika harus tepat diberikan pada waktu satu jam kelahiran. Upaya pencegahan infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran
• Semua bayi lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg intramuskuler setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan bayi setelah menyusu untuk mencegah perdarahn BBL akibat defisiensi vitamin K yang dialami oleh sebagian BBL
Jenis vaksin dan manfaatnya untuk imunisasi dasar ini terdiri dari :
1.      Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin). Diberikan untuk mencegah penyakit tuberkulosis paru (TBC).
2.      Vaksin DPT diberikan dalam rangka untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis dan Tetanus.
3.      Vaksin Polio diberikan dalam rangka untuk untuk mencegah penyakit poliomilitis.
4.      Vaksin Campak diberikan dalam rangka untuk untuk mencegah penyakit campak.
5.      Vaksin Hepatitis B diberikan dalam rangka untuk untuk mencegah penyakit hepatitis B.
Lalu kapan jadwal pemberian imunisasi ini mulai dijalankan. Sebenarnya ketika bayi mulai lahir di dunia setelah proses kelahiran bayi berakhir maka pada saat itulah sang bayi akan mulai mendapatkan imunisasi pertamanya. Pemberian imunisasi yang pertama pada umur bayi 0-6 hari adalah vaksin hepatitis B.
Berikut waktu jadwal imunisasi yaitu :
    Bayi Umur < 7 Hari : Hepatitis B (Hb)0.
Ø  1 Bulan : BCG, Polio 1
Ø  2 Bulan : DPT / HB1, Polio 2.
Ø  3 Bulan : DPT / HB2, Polio 3.
Ø  4 Bulan : DPT / HB3, Polio 4.
Ø  9 Bulan : Campak.
Mengutip pernyataan dari Dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi selaku Sekretaris Satgas Imunisasi Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia yang mengatakan mengenai imunisasi lengkap :
selasa 22 okt 2013 pkl 16.14
7. Masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal seperti: caput,molding,Mongolian spot, hemangioma


Mongolian Spot
Muncul dalam bentuk tanda yang halus, datar, dan agak gelap. Seringkali ditemukan di daerah pantat atau punggung bagian bawah bayi dengan warna biru keabu-abuan, hitam dan cokelat. Sekilas tampak mirip memar, namun tidak berbahaya karena mongolian spot akan hilang seiring waktu.
Rabu 23 okt 2013 pkl 04. 20
 Molding adalah pemanjangan bentuk kepala bayi karena kelahiran melalui jalan lahir.
 Hemangioma
Tanda lahir ini terdiri dari 2 atas Jenis :
a.      Nevus flammeus
Daerah kapiler yang tidak menonjol,berbatas tegas , berwarna merah-ungu yang tidak bertambah ukurannya, bias menghilang atau memudar warnanya.
b.      Nevus vasulosus
Kapiler yang baru terbentuk dan membesar pada kulit( lapis dermis dan sub dermis) yang tumbuh beberapa bulan , kemudian mengkerut dan menghilang
akses rabu 30 okt 2013 pkl 04.15
Diposkan oleh Asuhan Neonatus Bayi dan Balita di 16.48
Caput succedaneum
 adalah benjolan yang membulat disebabkan kepala tertekan leher rahim yang saat itu belum membuka penuh yang akan menghilang dalam waktu satu dua hari. Caput succdaneum merupakan kumpulan cairan dibawah kulit kepala yang biasa terjadi pada persalinan lama dan sulit. Caput dapat melewati garis sutura, lain halnya pada ceptul hematom yaitu cairan tidak melewati batas sutura. Cairan ini diserap kembali dalam waktu 12 jam atau beberapa hari setelah lahir.
Penyebab
Caput succedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala pada saat memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang disertai dengan pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstravaskuler. Keadaan ini bisa terjadi pada partus lama atau persalinan dengan Vaccum ektrasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.qirtin.com/pengertian-caput-succedaneum-dan-cephalhematoma/#ixzz1eDdh7yiB
http://mediabidan.blogspot.com/2009/02/asuhan-pada-bayi-dgn-caput-succedaneum.html
http://nk12.blogspot.com/2012/03/materi-caput-succedaneum.html internet
8. Komplikasi yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal seperti: hypoglikemia, hypotermi,dehidrasi,diare,infeksi dan icterus
Berbagai komplikasi yang akan terjadi pada Bayi Baru Lahir meliputi :
     a. Hipotermi
Dalam kandungan, bayi berada dalam suhu lingkungan yang normal dan stabil yaitu 36 C sampai dengan  37 C. Segerah setelah lahir bayi di harapkan pada suhu lingkungan yang umumnya lebih rendah. Perbedaan suhu ini memberikan pengaru pada kehilangan panas tubuh bayi, hipotemi dapat terjadi karena kemampuan untuk mempertahankan anas dan kesanggupan menambah produksi panas sangat terbatas karena pertumbuhan otot-otot yang belum cukup memadai, lemak subkutan yang sedikit, belum matangnya sistem saraf pengatur suhu tubuh, permukaan tubuh relatif lebih besar dibandingkan dengan berat badan sehingga mudah kehilangan panas.
Tanda klinis hipotermi : Suhu tubuh dibawah normal, kulit dingin, akral dingin, dan sianosis.
b.    Hipoglikemia
Penyelidikan kadar gula darah pada 12 jam pertama menunjukan bahwa hipoglikemia dapat terjadi sebanyak 50 % pada bayi matur : Glokosa merupakan sumber utama energi selama masa janin, glukosa yang diambil janin tergantung dari kadar gula darah ibu karena terputusnya hubungan plasenta dan janin menyebabkan terhentinya pemberian glukosa, bayi ateren dapat mempertahankan kadar gula darah 50 – 60 mg/dL selama 72 jam pertama, bayi berat lahir rendah dalam kadar 40 mg/dL. Ini disebabkan cadangan glikogen yang belum mencukupi, Hipoglikemia bila kadar gula darah sama dengan kurang dari 20 mg/Dl.
Tanda klinis hipoglikemia : gemetar atau tremor, sianosis, apatis, kejang, tangisan lemah atau melengking, kelumpuhan atau letergi, kesulitan minum, terdapat gerakan putar mata, keringat dingin, hipotermia, gagal jantung dan henti jantung.
Akses http://asuhansayanganak.blogspot.com/ ,Selasa,22 okt 2013 pkl 15.13
c. Diare
Tinja berair lebih mengkhawatirkan daripada sembelit. Diare dapat disebabkan oleh sesuatu yang Anda makan jika Anda menyusui atau jika bayi mengalami infeksi. Bayi dapat mengalami dehidrasi jika buang air besar dengan tinja yang berair lebih dari 5 – 8 kali selama 8 jam.
Tanda-tanda lain termasuk menangis tanpa air mata, jarang buang air kecil dan mata yang terlihat cekung. Anda mungkin perlu memeriksakan bayi Anda ke dokter untuk mendapatkan cairan oralit yang mengandung elektrolit untuk menghidrasi tubuh.
d.    dehidrasi
Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yangsama (dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium yang lebih banyak daripada air (dehidrasi hipotonik).
     Dehidrasi terbagi dalam tiga jenis berdasarkan penurunan berat badan, yaitu:
1.      Dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan).
2.      Dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan)
3.      Dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan).
     Tanda-tanda dehidrasi pada bayi
1.      Lebih dari 6 jam tidak pipis
2.      Pipisnya berwarna lebih gelap dari biasanya dan baunya lebih kuat
3.      Lemah dan lesu
4.      Mulut dan bibir kering atau pecah-pecah
5.      Tidak keluar air mata ketika menangis
    Ciri-ciri Bayi yang Dehidrasi
1.      Haus berlebihan
2.      Terlihat lesu dan tidak sehat
3.      Hilangnya elastisitas kulit
4.      Mulut kering dan lengket
5.      Popok kering
     Gejala lainnya dari dehidrasi:
1.      Mata cekung
2.      Tangan dan kaki terasa dingin dan terlihat kemerahan
3.      Rewel dan mengantuk berlebihan
4.      Ubun-ubun cekung
Pengertian Infeksi Neonatrum
Inkfesi Neonatorum atau Infeksi adalah infeksi bakteri umum generalisata yang biasanya terjadi pada bulan pertama kehidupan. yang menyebar ke seluruh tubuh bayi baru lahir.Infeksi adalah sindrom yang dikarakteristikan oleh tanda-tanda klinis dan gejala-gejala infeksi yang parah yang dapat berkembang ke arah septisemia dan syok septik. (Doenges, Marylyn E. 2000, hal 871). Septisemia menunjukkan munculnya infeksi sistemik pada darah yang disebabkan oleh penggandaan mikroorganisme secara cepat dan zat-zat racunnya yang dapat mengakibatkan perubahan psikologis yang sangat besar. Infeksi merupakan respon tubuh terhadap infeksi yang menyebar melalui darah dan jaringan lain. Infeksi terjadi pada kurang dari 1% bayi baru lahir tetapi merupakan penyebab dari 30% kematian pada bayi baru lahir. Infeksi bakteri 5 kali lebih sering terjadi pada bayi baru lahir yang berat badannya kurang dari 2,75 kg dan 2 kali lebih sering menyerang bayi laki-laki. Pada lebih dari 50% kasus, infeksi mulai timbul dalam waktu 6 jam setelah bayi lahir, tetapi kebanyakan muncul dalam waktu 72 jam setelah lahir.Infeksi yang baru timbul dalam waktu 4 hari atau lebih kemungkinan disebabkan oleh infeksi nasokomial (infeksi yang didapat di rumah sakit).
 Selasa 23 okt 2013 Pkl 11.28
Icterus fisiologi
Penjelasan
Warna kuning pada kulit dan mata karena peningkatan bilirubin darah yang terjadi setelah usia 24 jam dan biasanya menghilang dalam tempo 10 hari.
Pengobatan
Tentukan apakah icterus fisiologi atau patologi. Bila icterus fisiologi beri ASI lebih sering, terutama diberikan pada beberapa hari pertama kehidupan: Pemberian kolostrum untuk membantu mengeluarkan meconium sece[at mungkin juga dapat membantu mencegah icterus fisiologi.
9. Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada bayi baru lahir sampai 1 bulan
Promosi kesehatan adalah upaya perubahan atau perbaikan perilaku di bidang kesehatan disertai dengan upaya mempengaruhui lingkungan atau hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.
Promosi kesehatan meliputi pendidikan atau penyuluhan kesehatan, ini merupakan bagian penting dari promkes. Promosi kesehatan juga berarti upaya yang bersifat primotif (peningkatan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.
A.    PADA BAYI
1.      PENGERTIAN BAYI
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan, namun tidak ada batasan yang pasti. Pada masa ini manusia sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian.
2.      PROMOSI KESEHATAN PADA BAYI
Beberapa promosi kesehatan yang dilakukan dalam menangani bayi baru lahir yaitu sebagai berikut :
a.  Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan pada bayi, karena bayi sangat rentan terhadap infeksi. Tindakan pencegahan infeksi pada bayi adalah sebagai berikut :
1) Mencuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan bayi.
2) Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi, dalam keadaan bersih.
3)  Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudaranya dengan mandi setiap hari (putting tidak boleh disabun).
4) Membersihkan muka, pantat, tali pusat dengan air bersih, hangat dan sabun setiap hari.
5) Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan memastikan orang-orang yang memegang bayi sudah mencuci tangannya.
b.  Dalam Pemberian ASI
Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang pemberian ASI. Peran bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan mencegah masalah-masalah umum terjadi.
1)      Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah :
a)Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya.
b) Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.
2)      Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan :
a. Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama.
Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat memberikan kehangatan. Selain itu, dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi. Pemberian ASI seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah lahir
b. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul.
Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar. Perawatan payudara dilakukan sedini mungkin, bahkan tidak menutup kemungkinan perawatan payudara sebelum hamil sudah mulai dilakukan. Sebelum menyentuh puting susu, pastikan tangan ibu selalu bersih dan cuci tangan sebelum menyusui. Kebersihan payudara paling tidak dilakukan minimal satu kali dalam sehari, dan tidak diperkenankan mengoleskan krim, minyak, alkohol ataupun sabun pada puting susunya.
c. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
Membantu ibu segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah penting. Semakin sering bayi menghisap puting susu ibu, maka pengeluaran ASI juga semakin lancar. Hal ini disebabkan, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk segera mengeluarkan hormon oksitosin yang bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI. Pemberian ASI tidak terlepas dengan teknik atau posisi ibu dalam menyusui.
3)      Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
Pemberian ASI sebaiknya sesering mungkin tidak perlu dijadwal, bayi disusui sesuai dengan keinginannya (on demand). Bayi dapat menentukan sendiri kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung akan kosong dalam 2 jam. Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi berikutnya.
a)      Memberikan kolustrum dan ASI saja.
ASI dan kolustrum merupakan makanan yang terbaik untuk bayi. Kandungan dan komposisi ASI sangat sesuai dengan kebutuhan bayi pada keadaan masing-masing. ASI dari ibu yang melahirkan prematur sesuai dengan kebutuhan prematur dan juga sebaliknya ASI dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan maka sesuai dengan kebutuhan bayi cukup bulan juga.
b)      Menghindari susu botol dan “dot empeng”.
Pemberian susu dengan botol dan kempengan dapat membuat bayi bingung puting dan menolak menyusu atau hisapan bayi kurang baik. Hal ini disebabkan, mekanisme menghisap dari puting susu ibu dengan botol jauh berbeda.
4)      Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
Rawat gabung adalah merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam ruangan selama 24 jam penuh. Manfaat rawat gabung dalam proses laktasi dapat dilihat dari aspek fisik, fisiologis, psikologis, edukatif, ekonomi maupun medis.
a)      Aspek fisik
Kedekatan ibu dengan bayinya dapat mempermudah bayi menyusu setiap saat, tanpa terjadwal (nir-jadwal). Dengan demikian, semakin sering bayi menyusu maka ASI segera keluar.
b)      Aspek fisiologis
Bila ibu selalu dekat dengan bayinya, maka bayi lebih sering disusui. Sehingga bayi mendapat nutrisi alami dan kecukupan ASI. Refleks oksitosin yang ditimbulkan dari proses menyusui akan membantu involusio uteri dan produksi ASI akan dipacu oleh refleks prolaktin. Selain itu, berbagai penelitian menyatakan bahwa dengan ASI eksklusif dapat menjarangkan kehamilan atau dapat digunakan sebagai KB alami.
c)      Aspek psikologis
Rawat gabung dapat menjalin hubungan batin antara ibu dan bayi atau proses lekat (early infant mother bounding). Hal ini disebabkan oleh adanya sentuhan badaniah ibu dan bayi. Kehangatan tubuh ibu memberikan stimulasi mental yang diperlukan bayi, sehingga mempengaruhi kelanjutan perkembangan psikologis bayi. Ibu yang dapat memberikan ASI secara eksklusif, merupakan kepuasan tersendiri.
d)      Aspek edukatif
Rawat gabung memberikan pengalaman bagi ibu dalam hal cara merawat bayi dan merawat dirinya sendiri pasca melahirkan. Pada saat inilah, dorongan suami dan keluarga sangat dibutuhkan oleh ibu.
e)      Aspek ekonomi
Rawat gabung tidak hanya memberikan manfaat pada ibu maupun keluarga, tetapi juga untuk rumah sakit maupun pemerintah. Hal ini merupakan suatu penghematan dalam pembelian susu buatan dan peralatan lain yang dibutuhkan.
f)        Aspek medis
Pelaksanaan rawat gabung dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Selain itu, ibu dapat melihat perubahan fisik atau perilaku bayinya yang menyimpang dengan cepat. Sehingga dapat segera menanyakan kepada petugas kesehatan sekiranya ada hal-hal yang dianggap tidak wajar.
c.       Makanan tambahan
Saat bayi yang memasuki trisemester ke-2 (bulan ke-4 sampai ke-6), ASI saja tidak cukup sehingga memerlukan makanan tambahan. Makanan tersebut diperlukan untuk mempertahankan pertumbuhan anak pada kecepatan yang sama seperti pada saat trisemester pertama (3 bulan pertama). Dengan umur yang terus bertambah, kebutuhan gizi juga semakin meningkat. Jika tidak diimbangi bisa menyebabkan kurang gizi dan berat badan bayi tidak seimbang dengan umurnya.
Pada usia 4-6 bulan ini, bayi bisa mulai diberikan makanan lumat atau setengah cair dengan bahan dasar ASI atau susu formula dan bahan makanan pokok. Misalnya bubur saring atau buah pisang yang teksturnya lembut. Pisang mudah diserap oleh tubuh, bahkan oleh bayi sehingga dapat digolongkan sebagai jenis buah yang dapat diperkenalkan secara dini bagi bayi. Selain itu, kandungan gizi dalam buah pisang sangat banyak, yakni mineral, vitamin, karbohidrat, serat, protein, dan lemak.
Pada usia 7 bulan, anak sudah bisa dikenalkan dengan buah-buahan yang lebih bervariasi. Sari buah yang dapat diperkenalkan diantaranya sari buah melon, semangka, pir, apel, avokad, dan pepaya. Tomat dan jeruk sebaiknya tidak diberikan terlalu dini, karena kedua buah tersebut disinyalir dapat menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan seperti iritasi lambung dan diare.
Protein, vitamin dan mineral untuk anak usia inijuga dapat diperoleh dari sayur-sayuran seperti bayam, wortel dan sari kacang hijau atau kacang kedelai. Sementara itu, kalori dapat diperoleh dari sereal, tepung beras, dan umbi-umbian. Namun, untuk bayi usia ini tidak dianjurkan diberi sayuran yang masih segar. Hal itu karena enzim-enzim pencernakan bayi belum berkembang sempurna, sehingga banyak zat-zat yang merugikan dalam sayuran segar yang dapat menghambat penyerapan berbagai zat gizi. Karena itu, untuk sayuran harus direbus dulu dan dilumatkan.
d.      Mempromosikan vaksinasi
Imunisasi adalah usaha memberikan kekbalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tetentu. Vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukkan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan ataupun peroral
Tujuan Imunisasi adalah agar tumbuh kembang terhadap penyakit tertentu, kekbalan tubuh juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
1)      Terdapat tingginya kadar antibody pada saat dilakukan imunisasi
2)      Potensi anti gen yang disuntikan.
3)      Waktu antara pemberian imunisasi
e.       Perawatan tali pusat
Langkah-langkah perawatan pusar bayi adalah :
1)      Ganti pembalut pusar bayi dengan kain kasa baru. Tidak perlu panik melihat tetesan darah yang kemudian menghitam, terutama di minggu pertamanya. Pada saat ini, pusar bayi yang baru lahir biasanya masih tampak seperti luka.
2)      Kenakan popok dengan cara melipat bagian atasnya menjauhi pusar untuk menghindari rembesan urin mengenai pusar.
Beberapa hal yang perlu diingat saat merawat pusar bayi, antara lain :
1)      1aga kebersihan area pusar dan sekitarnya, serta upayakan selalu dalam keadaan kering.
2)      Gunakan kapas baru pada setiap basuhan.
3)      Agar tali pusar lebih cepat lepas, gunakan kain kasa pada bagian pusar yang terus dibalut sehingga mendapat udara cukup.
4)      Saat membersihkan, pastikan suhu kamar tidak terlalu dingin.
5)      Agar praktis, kenakan popok dan atasan dari bahan kaos yang longgar.
6)      Lakukan acara bersih-bersih ini 1-2 kali sehari.
7)      Jika kulit di area sekitar pusar si kecil memerah dan panas seperti terbakar, segera kunjungi dokter. Bisa jadi ada infeksi yang disebabkan jamur atau al lain. Kalau penyebabnya memang benar-benar infeksi, biasanya akan diberi sedikit betadine.
Diposkan oleh Titi Agustianti
10. Keuntungan dan resiko imunisasi pada bayi
 Keuntungan dan resiko imunisasi pada bayi
a. Imunisasi penting untuk perlindungan bayi terhadap infeksi/penyakit.
b. Kolostrum(pra ASI mator untuk bayi) memberi bayi (perlindungan dini terhadap infeksi: sebagai imunisasi pertama)
c. Imunisasi teratur yang akan diberikan pada bayi anda meliputi BCG, Polio oral, dan hepatitis B
d. Bayi  anda memerlukan imunisasi sepanjang kehidupan. Imunisasi berikutnya akan diberikan pada umur 6 minggu. Jangan lupa membawa bayi ke klinik untuk mendapatkan suntikan yang penting ini
e. Ingatkan juga ibu untuk mendapaykan suntikan tetanus toksoid. JIka dirinya belum di imunisasi
f. lebih banyak resiko bila tidak di imunisasi di bandingkan resiko yang ditimbulkan imunisasi. Dengan memberikan imunisasi, mungkin timbul efek samping sementara selama 1 hari seperti rasa sakit pada tempat suntikan. Lebih baik sedikit sakit, karena tanpa suntikan bisa mendatangkan resiko sakit bahkan kematian.
Di kutip : JNPK-KR.2002.Asuhan Persalinan Normal.Jakarta: JHPIEGO(MNH) dan departemen kesehatan republic indonesia
11. Pertumbuhan dan perkembangan bayi premature
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI PREMATUR
            Agar tumbuh kembangnya tidak mengalami kelambatan, bayi prematur membutuhkan stimulasi yang kontinu dan berkesinambungan. Bayi prematur memerlukan rangsangan yang terus menerus agar keterlambatan serta resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan dapat dicegah. Pada prinsipnya, pemberian stimulasi pada bayi prematur sesuai dengan bayi lainnya, yang perlu diperhatikan adalah pada saat penilaian pemantauan tumbuh kembang harus menggunakan usia koreksi. Begitu pula saat memberikan stimulasi, lakukan sesuai usia koreksinya.
Stimulasi bayi prematur
            Pertama, stimulasi rangsang taktif dengan memijat ( massage atau sentuhan ). Kedua, stimulasi vestibular kinestetik dengan menimang dan mengayun. Ketiga, stimulasi pendengaran dengan menyanyikan lagu, memperdengarkan musik, rekaman suara ibu, dan irama jantung ibu. Keempat, stimulasi visual dengan gerakan, warna, dan bentuk.
Stimulasi sesuai usia perkembangan
            Stimulasi dilakukan teraturndan berkesinambungan dalam aktivitas sehari – hari saat menjelang tidur, memandikan, mengganti popok, menyusui, menyuapi makan, menggendong, mengajaknya bermain, dan sebagainya.
Bayi 0- 3 bulan :
memberi rasa nyaman dan aman, memeluk, menggendong, menatap matanya, mengajaknya senyum, berbicara, membunyikan berbagai suara atau musik bergantian, menggerakkan benda dengan arah horizontal ke kiri dan kanan melewati garis tengah dengan menggunakan benda berwarna mencolok, bunyi, serta merangsang si kecil meraih dan memegang mainan.
Bayi 3 – 6 bulan
Bermain ciluk ba, melihat wajah bayi ddi cermin, bayi dirangsang untuk tengkurap, telentang bolak balik, dan diajarkan mengucapkan beberapa suku kata seperti “ma…ma…ma..” Atau “pa…pa…pa..” Atau “da..da..da..”

Bayi 6-9 bulan
Panggil namanya, ajak bersalaman, tepuk tangan, bacakan dongeng, duduk sendiri, merangkak, ajari menunjuk, dan mengucapkan kata “mama” dan “papa” sesuai artinya.
Bayi 9 – 12 bulan
Memanggil mama, papa, dada atau gaga, memasukkan mainan ke dalam wadah, minum dari gelas, oper bola, dilatih berdiri, merambat, dan berjalan dengan berpegangan (titah).
Bayi 12 – 18 bulan
Mencoret dengan krayon, menyusun balok, puzzle, memasukkan dan mengeluarkan benda kecil dari wadah, permainan boneka, sendok, piring, gelas, teko, sapu, dan lap. Latihlah berjalan tanpa berpegangan, memanjat tangga, menendang bola, melepas celana, memahami perintah sederhana ( ambil bola, sayang mama), menyebut nama atau menunjukkan benda – benda. Usia 18 bulan anak sudah dapat mengucapkan 6 -10 kata yang benar dan tepat.
Bayi 18 -24 bulan
Mengenal bagian tubuh dengan cara bermain. Melihat gambar benda, menyebutkan nama binatang, dan mengajaknya bicara tentang kegiatan sehari – hari ( makan, minum, mandi, main, cara meminta, dan lain – lain). Melatih keterampilan jarinya dengan menggambarkan pakaian, bermain lempar bola, dan melompat.
Usia 2-3 tahun
Mengenalkan kata sifat ( besar, kecil, panas, dingin, tinggi, rendah, banyak, sedikit). Menyebutkan nama teman, menghitung benda, memakai baju dan mengancingkannya, menyikat gigi, bermain bersama anak lain (boneka, masak – masakkan), menggambar garis, lingkaran, manusia, berdiri disatu kaki, dan toilet training.
Setelah umur 3 tahun
Stimulasi diarahkan untuk persiapan sekolah, misalnya cara memegang pensil dengan baik, menulis, mengenal huruf dan angka, berhitung sederhana, mengerti perintah sederhana ( buang air kecil atau buang air besar di toilet), dan kemandirian ( makan sendiri, membuka celana atau baju, cuci tangan, dan sekolah tanpa ditunggu), berbagi dengan teman, berempati, dan lain – lain.
Sumber : KOMPAS, 2 September 2012
Oleh : Rini Sekartini – Ikatan Dokter Indonesia.
selasa 5 okt 2013 pkl 16.52
12. Komplikasi tertentu pada bayi baru lahir, seperti trauma intra-cranial,fraktur clavikula,kematian mendadak, hematoma
1.  Perdarahan intracranial
Perdarahan intracranial dapat terjadi karena trauma lahir, disseminated intravascular coagulopathy atau trombositopenia idiopatik, Matriks germinal epidimal yang kaya pembuluh darah merupakan wilayah yang sangat rentan terhadap perdarahan selama minggu pertama kehidupan.
Tanda klinis perdarahan intracranial :
1)   Kegagalan umum untuk bergerak normal
2)   Refleks moro menurun atau tidak ada
3)   Tonus otot menurun
4)   Letargi
5)   Pucat (anemis) dan sianosis
6)   Apneu
7)   Kegagalan menetek dengan baik
8)   Muntah yang kuat
9)   Tangisan bernada yang tinggi dan tajam
c.    Penyakit yang diderita nantinya :
1)   Hiperaktivitas
2)   Kesulitan interaksi sosial, komunikasi karena rasa malu yang besar
3)   Gangguan penglihatan
4)   Mengalami kelumpuhan
5)   Autis
2.   Pengertian fraktur clavikula
Menurut A. Samik Wahab (2000) Fractur adalah dimana hilangnya kontinuitas jaringan tulang fractur klavikula pada bayi terdapat 1,5 – 3% dari persalinan pervaginam fractur ini merupakan trauma lahir pada tulang yang tersering ditemukan dibanding dengan trauma tulang lainnya.
2.    Cepal Hematoma
Cephal hematoma adalah perdarahan sub periosteal akibat kerusakan jaringan poriestum karena tarikan atau tekanan jalan lahir. Dan tidak pernah melampaui batas sutura garis tengah. Pemeriksaan x-ray tengkorak dilakukan, bila dicurigai ada nya faktur (mendekati hampir 5% dari seluruh cephalhematoma). Tulang tengkorak yang sering terkena adalah tulang temporal atau parietal ditemukan pada 0,5-2 % dari kelahiran hidup. (Menurut P.Sarwono.2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal ; Bagus Ida Gede Manuaba. 1998; Prawiraharjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan)
            Cephal hematoma adalah pembengkakan pada daerah kepala yang disebabkan karena adanya penumpukan darah akibat pendarahan pada subperiostinum. ( Vivian nanny lia dewi, 2010 ) ). Kelainan ini agak lama menghilang (1-3 bulan). Pada gangguan yang luas dapat menimbulkan anemia dan hiperbilirubinemia. Perlu pemantauan hemoglobin, hematokrik, dan bilirubin. Aspirasi darah dengan jarum tidak perlu di lakukan. (Sarwono Prawirohardjo,2007).
ASUHAN NEONATUS BAYI dan BALITA dengan CEPHAL HEMATOMA
Diposkan oleh Adi Dom | 00.34
3.Sindroma Kematian Bayi Mendadak (SIDS, Sudden Infant Death Syndrome)
1. DEFINISI
Sindroma Kematian Bayi Mendadak (SIDS, Sudden Infant Death Syndrome) adalah suatu kematian yang mendadak dan tidak terduga pada bayi yang tampaknya sehat. SIDS merupakan penyebab kematian yang paling sering ditemukan pada bayi yang berusia 2 minggu-1 tahun. 3 dari 2000 bayi mengalami SIDS dan hampir selalu ketika mereka sedang tidur. Kebanyakan SIDS terjadi pada usia 2-4 bulan dan terjadi di seluruh dunia.
Kematian bayi mendadak tidak terduga dan dengan alasan yang tetap tidak jelas, bahkan setelah otopsi,merupakan sara kematian paling utama pada tahun pertama kehidupan setelah masa neonatus. Peristiwa ini menggambarkan sindroma bayi mati mendadak (SIDS yaitu Sudden Infant Death Syndrome). Sindroma Kematian Bayi Mendadak (SIDS, Sudden Infant Death Syndrome) adalah suatu kematian yang mendadak dan tidak terduga pada bayi yang tampaknya sehat.
SIDS merupakan penyebab kematian yang paling sering ditemukan pada bayi yang berusia 2 minggu-1 tahun. 3 dari 2000 bayi mengalami SIDS dan hampir selalu ketika mereka sedang tidur. Kebanyakan SIDS terjadi pada usia 2-4 bulan dan terjadi di seluruh dunia. Pada kasus yang khas seorang bayi berusia 2-3 bulan yang tampak sehat, di tidurkan tanpa kecurigaan bahwa segala sesuatunya di luar keadaan yang biasa, beberapa waktu kemudian bayi di temukan meninggal, dan otopsi konvensional gagal menemukan penyebab kematian. Telah di ungkapkan bahwa bayi tampak sehat sebelum meninggal, tetapi riwayat perinatal yang lebih rinci serta pemeriksaan intensif fungsi kardiorespiratorik dan neurologik menghasilkan bukti-bukti bahwa anak tidak berada dalam keadaan yang normal sebelumnya.
Seorang ibu yang merokok pada masa kehamilan meningkatkan risiko sindrom mati mendadak pada bayi. Kematian mendadak pada bayi terjadi ketika bayi kekurangan napas di tempat tidur setelah posisinya menghalangi pernapasannya. Seperti yang dikutip dari AFP, sindrom mati mendadak itu banyak dikaitkan dengan kurangnya respons yang mengejutkan pada otak yang memicu bayi bernapas megap-megap. Dalam kondisi semacam itu, bayi akan menangis untuk merangsang pernapasan normal kembali.
2. PENYEBAB
Penyebab ketidaknormalan itu masih belum diketahui jelas. Namun, bukti statistik menunjukkan ada kaitan bayi yang terpapar tembakau selama kehamilan dengan sindrom mati mendadak pada bayi. Tim dokter yang dipimpin Dr Anne Chang, seorang profesor di bidang pernapasan di Royal Children’s Hospital Foundation di Brisbane, Australia, berupaya mencari kaitan antara kedua hal itu dengan mengamati 20 bayi sehat berusia sekitar tiga sampai lima bulan. Usia itu merupakan usia yang berisiko mati mendadak.
FAKTOR-FAKTOR YANG MUNGKIN MENYEBABKAN BAYI MENINGGAL MENDADAK
1. Jeda pernafasan karena Apnea dan sianosis yang lama selama tidur telah diobservasi pada dua bayi yang kemudian dianggap meninggal karena SIDS dan telah diamati pula adanya obstruksi saluran nafas bagian atas dengan jeda pernafasan serta bradikardia yang lama pada bayi-bayi dengan SIDS abortif. Walaupun demikian masih belum pasti apakah apnea sentral atau apnea obstruktif yang lebih penting dalam terjadinya SIDS
2. Cacat batang otak karena sedikitnya 2 kepingan bukti telah mengisyaratkan bahwa bayi-bayi dengan SIDS memiliki abnormalitas pada susunan saraf pusat.
3. Fungsi saluran nafas atas yang abnormal, berdasarkan pada perkembangan dan anatomi, maka bayi yang muda dianggap beresiko tinggi terhadap saluran pernafasan bagian atas, apakah keadaan ini terjadi pada SIDS masih belum di ketahui.
4. Reflek saluran nafas yang hiperreaktif karena masuknya sejumlah cairan ke dalam laring dapat merangsang timbulnya reflek ini dan di duga menimblkan apnea, maka di berikan perhatian yang cukup besar akan kemungkinan reflek gasoesofagus dan aspirasi sebagai mekanisme primer terjadinya SIDS pada beberapa bayi.
5. Abnormalita jantung, beberapa ahli mengajukan adanya ketidakstabilan pada jantung muda, tetapi tidak mendapatkan bukti yang meyakinkan saa ini untuk menunjukan bahwa aritmia jantung memainkan perana pada SIDS.
Keterampilan Dasar
1.      Membersihkan jalan nafas dan memelihara jalan pernafasan, dan merawat tali pusat

Rencana Asuhan Bayi 2-6 Jam Pertama
Pembersihan jalan nafas, perawatan tali pusat, perawatan mata, dan identifikasi adalah rutin segera dilakukan, kecuali bayi dalam keadaan kritis, dan dokter memberi instruksi khusus (Saifuddin, 2002;133).
1)      Membersihkan Jalan Nafas
  Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :
  Letakkan bayi pada posisi telentang di tempat yang keras dan hangat.
• Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
• Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang dibungkus dengan kasa steril.
  Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 sampai 3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar, dengan rangsangan ini biasanya bayi segera menangis.

a) Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir dapat menyebabkan kerusakan otak. Sangat penting membersihkan jalan napas, sehingga bayi bernafas tidak akan menyebabkan aspirasi lendir (masuknya lendir ke paru-paru).
(1)   Alat penghisap lendir mulut (DeLee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan slangnya harus telah siap di tempat.
(2)   Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung.
(3)   Petugas harus memantau dan mencatat usaha napas yang utama.
(4)   Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
b)     Bantuan untuk memulai pernapasan mungkin diperlukan untuk mewujudkan ventilasi yang adekuat
Dokter atau tenaga medis lain hendaknya melakukan pemompaan bila setelah 1 menit bayi tidak bernapas.
2.Merawat tali pusat
a. Jangan membungkus perut atau pusar ataupu nmongoleskan bahan atau ramuan apapun kepuntung tali pusat, dan nasehati keluarga untuk tidak memberikab apapun kepada pusat bayi
b. Pemakaian alcohol ataupun betadine masih diperkenankan sepanjang tidak menyebabkan tali pusat basah/lembab
c. Beri nasihat pada ibu dan keluarganya sebelum penolong meninggalkan bayi:
• Lipat pokok di bawah punting tali pusat
• Jika punting tali pusat kotor, cuci secara lembut dengan air matang( disinfeksi tingkat tinggi) dan sabun. Keringkan secara seksama dengan kain bersih.
• Jelaskan ibu bahwa ia harus mencari bantuan perawatan jika pusar menjadi merah atau mengeluarkan nanah atau darah
        Jika pusat menjadi merah atau mengeluarkan atau darah,segera rujuk bayi tersebut ke fasilitas yang mampu memberikan u lahir secara lengkap.perawatan bayi bar
Merawat tali pusat dengan menggunakan kassa steril tanpa menggunakan betadine dan alkohol 70%.
Dwi p.puteri .2012.akses  internet  http://putriyacipugh.blogspot.com/p/211-adaptasi-bayi-baru-lahir-terhadap.html. 23 okt 2013.pkl 15.14
2.      Menjaga kehangatan dan menghindari panas yang berlebihan
Menjaga kehangatan bayi baru lahir adalah suatu hal yang sangat penting.
a.      Bayi memerlukan selimut penutup melebihi orang dewasa. Suhu ruangan harus sedikitnya 18-24 derajad celcius
b.      Jika bayi kedinginan, ia harus didekap erat oleh ibu, dan kemudian keduanya diselimuti. Bayi dibawa ke dokter untuk dievaluasi
c.       Jangan gunakan alayt penghangat buatan ditempat tidur misalnya seperti botol berisi air panas. Benda-benda ini bisa membakar bayi.
Di kutip PUSDINKES-WHO-JHPIEGO.2003.ASUHAN BAYI BARU LAHIR.JAKARTA
Menghindari panas yang berlebihan :
(1)   Membungkus bayi dengan menggunakan selimut bayi yang dihangatkan terlebih dahulu.
(2)   Menidurkan bayi didalam incubator buatan yaitu dapat dibuat dari keranjang yang pinggirnya diberi penghangat dari buli-buli panas atau botol yang diisi air panas. Buli-buli panas atau botol-botol ini disimpan dalam keadaan berdiri tutupnya ada di sebelah atas agar tidak tumpah dan tidak mengakibatkan luka bakar pada bayi. Buli-buli panas aatau botol ini pun harus dalam keadaan terbungkus, dapat menggunakan handuk atau kain yang tebal. Bila air panasnya sudah dingin ganti airnya dengan air panas kembali.
a.      Suhu lingkungan bayi harus dijaga :
-          Kamar dapat masuk sinar matahari.
-          Jendela dan pintu dalam keadaan tertutup untuk mengurangi hilangnya panas dari tubuh bayi melalui proses radiasi dan konveksi.
-          Lampu sorot/ belajar yang jaraknya 30 cm
b.      Badan bayi harus dalam keadaan kering.
c.       Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas, inkubator atau ruangan hangat yang tersedia di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk.
d.      Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin.
e.      Ukur suhu tubuh dengan berkala.
f.        Yang juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suportif ini adalah :
1)   Jaga dan pantau patensi jalan nafas.
2)   Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit.
Bila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera (contoh; hipotermi, kejang, gangguan nafas, hiperbilirubinemia). Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga lainnya. Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan, biarkan ibu berkunjungan setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui.
Akses 29 okt 2013 Pkl 11.15 http://asuhansayanganak.blogspot.com/
3.      Menilai segera bayi yang baru lahir seperti APGAR
Pengkajian Pada Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir memerlukan observasi cermat dan terampil untuk memastikan apakah telah tercapai penyesuaian yang memuaskan terhadap kehidupan ekstrauterin. Pengkajian fisik setelah kelahiran dapat dibagi menjadi :
a. Pengkajian awal menggunakan sistem skoring APGAR.
b. Pengkajian usia gestasional.
c. Pemeriksaan fisik sistematis.
Pengkajian Awal : Skoring APGAR
Metode yang paling sering digunakan untuk mengkaji penyesuaian segera bayi baru lahir terfadap kehidupan bayi ekstrauterin adalah sistem skoring APGAR. skor ini didasarkan pada observasi denyut jantung, usaha bernapas, tonus otot, refleks iritabilitas, dan warna yang diobservasi pada menit 1 dan 5 setelah kelahiran dan diulang setelah kondisi bayi stabil.
Tabel Skoring APGAR
Tanda 0 1 2
Denyut Jantung Tidak ada Lambat, > 100 < 100
Usaha Bernapas Tidak ada Tidak teratur , lambat, menangis lemah Baik, menangis kuat
Tonus Otot Lumpuh Sedikit fleksi ekstremitas Fleksi baik
Refleks Iritabilitas Tidak ada respon Menyeringai Menangis, bersin
Warna Biru, pucat Tubuh merah jambu, ekstremitas biru Seluruhnya merah jambu
Skor Total APGAR
a. Skor 0-3 menunjukan distres berat.
b. Skor 4-6 menunjukan kesulitan sedang.
c. Skor 7-10 menunjukan bahwa tidak ada kesulitan dalam penyesuaian terhadap kehidupan ekstrauterin.
SKOR APGAR
TANDA 0 1 2
Appearance Biru,pucat Badan pucat,tungkai biru Semuanya merah muda
Pulse Tidak teraba < 100 > 100
Grimace Tidak ada Lambat Menangis kuat
Activity Lemas/lumpuh Gerakan sedikit/fleksi tungkai Aktif/fleksi tungkai baik/reaksi melawan
Respiratory Tidak ada Lambat, tidak teratur Baik, menangis kuat
Prosedur penilaian APGAR
• Pastikan pencahayaan baik
• Catat waktu kelahiran, nilai APGAR pada 1 menit pertama dg cepat & simultan. Jumlahkan hasilnya
• Lakukan tindakan dg cepat & tepat sesuai dg hasilnya
• Ulangi pada menit kelima
• Ulangi pada menit kesepuluh
• Dokumentasikan hasil & lakukan tindakan yg sesuai
Penilaian
o Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2
o Nilai tertinggi adalah 10
• Nilai 7-10 menunjukkan bahwa by dlm keadaan baik
• Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang & membutuhkan tindakan resusitasi
• Nilai 0 – 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius & membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasimbersihkan badan bayi dan memberikan identitas
Yasirotul.2010.Playingwithbrusheshttp://yaciiratulpersonalwebsite.blogspot.com/2011/01/pengkajian-bayi-baru-lahir.html. Akses 22 okt 2013.pkl15.36
4.          Membersihkan badan bayi dan memberikan identitas
       Identifikasi Bayi
Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya mungkin lebih dari satu persalinan, maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada bayi setiap bayi baru lahir dan harus tetap ditempatnya sampai bayi dipulangkan.
a) Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin, dan di ruang rawat bayi.
b) Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang harus tidak mudah melalui, tidak mudah sobek, dan tidak mudah lepas.
c) Pada alat atau gelang identifikasi harus tercantum:
(1)    Nama (bayi, nyonya),
(2)    Tanggal lahir,
(3)    Nomor bayi,
(4)    Jenis kelamin,
(5)    Unit,
(6)    Nama lengkap ibu.
d)     Di setiap tempat tidur harus selalu diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.

Membersihkan badan bayi
Sekitar 6 jam atau lebih setelah lahir, bayi dimandikan.
Perawat mencoba untuk tidak membersihkan bahan putih berminyak (verniks kaseosa) yang menutupi hampir seluruh kulit bayi baru lahir, karena bahan ini membantu melindungi terhadap infeksi.
    Memandikan :
·         Pastikan bayi dalam posisi nyaman dalam pegangan atau terbaring dalam inkubator
·         Periksa kembali temperatur air dengan suhu 37 – 38 derajat celcius/ hangat – hangat kuku, air dalam waskom hanya digunakan untuk menyeka (sponge bath) dan membersihkan rambut.
·         Mulai memandikan : usap mata dari kantus dalam ke kantus luar, gunakan air bersih dan bagian berbeda untuk tiap – tiap mata.
·         Bersihkan wajah dengan lembut, gunakan air biasa / tanpa menggunakan sabun.
·         Membersihkan rambut :

-                pegang bayi dengan aman, gunakan ”football hold”, basahi rambut dengan air secara lembut

-                Usapkan shampoo bayi dengan menggunakan lap, bilas rambut dan keringkan kulit kepala dengan cepat

·         Membersihkan telinga luar, bersihkan dengan gerakan memutar dan gunakan bagian yang berbeda untuk tiap – tiap- telinga.
·         Membersihkan tubuh dan ekstremitas :

-                              setelah melepas selimut mandi/ pakaian bayi, bersihkan leher, dada, lengan dan punggung dengan cara yang sama

-                              bersihkan tubuh dengan sabun dan air, bilas dengan hati-hati dan keringkan bagian tubuh yang dibersihkan sebelum berpindah ke bagian yang lain

·         membersihkan genetalia :

-                                 Bayi perempuan : bersihkan labia secara perlahan-lahan dengan arah dari depan ke belakang.

-                                 bayi laki-laki : terik kulup dengan lembut dan sejauh-jauhnya, bersihkan ujun glands dengan gerakan memutar dan kembalikan kulup dengan segera setelah dibersihkan.

·         Bersihkan dan keringkan daerah perineal
·         Tidak dianjurkan menggunakan bedak, minyak atau lotion pada kulit bayi
·         Gunakan alkohol untuk perawatan tali pusat jika perlu angkat tali pusat agar perawatan lebih adequat.
·         Gunakan popok dengan lipatan ke depan dan berada dibawah tali pusat, biarkan tali pusat dalam keadaan terbuka.
·         Gunakan pakaian bayi yang tepat sesuai dengan kondisi lingkungan.
5.      Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada bayi baru lahir dan screening untuk menemukan adanya tanda kelainan-kelainan pada bayi baru lahir yang tidak memungkinkan untuk hidup
Peran Bidan pada Bayi Baru Lahir
Beberap Pemeriksaan fisik pada bayi dapat dilakukan oleh bidan, perawat atau dokter untuk menilai status kesehatan. Pemeriksaan fisik pada bayi dilakukan pada saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir dan pada waktu akan pulang dari rumah sakit. Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah menilai status adaptasi atau penyesuaian kehidupan intrauteri ke dalam kehidupan ekstrauteri serta mencari kelainan pada bayi. Pemeriksan dilakukan sesaat sesudah bayi lahir pada saat kondisi atau suhu tubuh stabil dan setelah dilakukan pembersihan jalan nafas atau resisutasi, pembersihan badan bayi, perawatan tali pusat, dan bayi ditempatkan ditempat yang hangat. Pemeriksaan fisik pada bayi dan balita dilakukan untuk memperoleh data status kesehatan anak dan sebagai dasar dalam menegakkan diagnosis dan untuk menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan segera ( Observasi K.U bayi dan cegah terjadinya hipotermi). Cara pemeriksaan bayi dan balita pada umumnya sama dengan pemeriksaan pada orang dewasa, yaitu inspeksi, palpasi (periksa raba), perkusi (periksa ketuk), dan auskultasi (periksa dengar dengan menggunakan stetoskop), observasi (pengamatan secara seksama).
Pemeriksaan dilakukan pada seluruh tubuh, dari ujung rambut sampai ujung kaki, dan tidak harus dengan urutan tertentu.
1) Inspeksi merupakan proses pengamatan atau obserfasi untuk mendeteksi masalah kesehatan pada bayi dan balita
2) Palpasi merupakan pemeriksaan dengan indera peraba, yaitu tangan, untuk menentukan ketahanan, kekenyalan, kekerasan, tekstur, dan mobilitas.
3) Perkusi merupakan pemriksaan dengan melakukan pengetukan yang menggunakan ujung-ujung jari pada bagian tubuh untuk mengetahui ukuran, batasan, konsistensi organ-organ tubuh, dan menentukan energy cairan dalam organ tubuh.
4) Auskultasi merupakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh melalui stetoskop.
v  Tujuan Pengkajian Fisik Pada Bayi Baru Lahir
Ø  Untuk mendeteksi kelainan-kelainan.
Pemeriksaan awal pada bayi baru lahir harus dilakukan sesegera mungkin sesudah persalinan untuk mendeteksi kelainan-kelainan dan menegakkan diagnosa untuk persalinan yang beresiko tinggi. Pemeriksaan hatrus difokuskan pada anomali kegenital dan masalah-masalah patofisiologi yang dapat mengganggu adaptasi kardiopulmonal dan metabolik normal pada kehidupan extra uteri. Pemeriksaan dilakukan lebih rinci dan dilakukan dalam 24 jam setelah bayi lahir.a prinsip pedekatan asuhan terhadap anak (termasuk didalamnya bayi dan balita) yang dipegang oleh bidan yaitu:
Semua bayi baru lahir sebaiknya mendapatkan minimal 2 kali pemeriksaan sebelum meninggalkan rumah bersalin atau rumah sakit, atau sebelum bidan pulang (jika lahir di rumah)
               Pemeriksaan pertama adalah screening berhubungan dengan kelahiran
               Pemeriksaan kedua lebih komprehensif, termasuk usia dan riwayat kehamilan
               Jika bayi baru lahir pulang dalam waktu 6 sampai 12 jam, bidan harus menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang dalam 3-5 hari sesudah lahir
               Jika bayi baru lahir tinggal di rumah sakit sampai 48 jam, kunjungan ulang dapat ditunda sampai usia bayi 10-14 hari.
2.             Tujuan kunjungn ulang bayi baru lahir :
               Mengidentifikasi gejala penyakit
               Menawarkan tindakan screening metabolic
               Memberikan KIE kepada orang tua
               Hendaknya di poliklinik anak disediakan ruang tunggu khusus, agar bayi terlindung dari anak-anak yang sakit.
               Jika orang tua setuju, maka perlu dilakukan screening metabolic, apabila sebelumnya belum dilakukan, untuk mengetahui adanya hipotiroidism kongenital dan kadar penilketonuria, serta penyakit metabolic
               Bidan harus bisa menyiapkan specimen darah
               Pemeriksaan yang dibutuhkan, biasanya diambil dari daerah tumit bayi
               Pemeriksaan ini akan akurat jika dilakukan minimal 24 jam setelah bayi mendapat nutrisi
               Bidan harus mempunyai perencanaan atau planning untuk melakukan kunjungan bayi baru lahir, meliputi mengkaji ulang riwayat ibu, riwayat persalinan dan tindakan segera pada bayi
               Bidan juga harus mengamati dan menanyakan pada orangtua dalam beradaptasi terhadap kelahiran bayi
               Bidan harus mengkaji riwayat atau masalah pada pemenuhan nutrisi bayi, perhatian, usaha menangis, BAB, BAK, dan lain-lain
               Pada saat melakukan kunjungan ulang, bidan juga harus melakukan pemeriksaan fisik, memberikan penyuluhan dan anticipatory guidance pada orang tua
               Bidan harus membuat jadwal kunjungan dalam 6-8 minggu untuk imunisasi dan chek-up serta harus melakukan pengkajian fisik kembali jika ditemukan kondisi emergensi yang melakukan perawatan dokter spesialis anak.
Akses rabu, 23 okt 2013 pkl 19.30
6.      Mengatur posisi ibu waktu menyusu

Menyusui adalah kegiatan wajib yang mommy lakukan untuk memberikan air susu ibu (ASI) yang bayi butuhkan. Tetapi, dalam praktiknya terdapat berbagai kendala yang biasa dihadapi mommy, bila menggunakan posisi yang salah saat menyusui bay, seperti puting lecet.

Posisi Nyaman
Untuk menghindari berbagaimasalah, ada beberapa tips menyusui yang bisa digunakan agar posisi  mommy dan bayi nyaman. Sebenarnya ada banyak macam posisi menyusui bayi yang mommy bisa lakukan.

Pertama adalah posisi berbaring. ibu berbaring menyamping dan bayi direbahkan disamping depan posisi ibu, dengan kepala tepat pada putting ibu. Bayi akan lebih mudah menyusu dan mommy akan lebih rileks dalam menyusui bayi.

Posisi berikutnya adalah posisi Cradle. Bayi diletakkan diatas lengan mommy dengan posisi kepala bayi berada di siku. ibu berada di posisi duduk. Cara ini mempermudah mommy untuk mengatur posisi paling nyaman untuk bayi saat meminum ASI.

Posisi lengan silang juga merupakan posisi yang benar untuk menyusui bayi. Ibu menyilangkan lengan untuk menggendong bayi dan menempatkannya didepan payudara agar bayi mudah menyusu. Cara ini sangat cocok untuk bayi kecil atau sakit.

Posisi berikutnya adalah posisi dibawah lengan. Bayi diletakkan diatas lengan dengan kepala berada di telapak tangan ibu dan kaki berada dibawah ketiak ibu. Cara ini bisa membantu ibu yang mempunyai bayi kembar, jadi kedua bayi mommy dapat mendapatkan ASI secara bersamaan.
Akses selasa 5 okt 2013 pkl 19.51

7.      Memberikan imunisasi pada bayi
Imunisasi Dasar pada Bayi  
Berikut adalah lima imunisasi dasar yang wajib diberikan sejak bayi:
  • Imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin) sekali untuk mencegah penyakit Tuberkulosis. Diberikan segera setelah bayi lahir di tempat pelayanan kesehatan atau mulai 1 (satu) bulan di Posyandu.
  • Imunisasi Hepatitis B sekali  untuk mencegah penyakit Hepatitis B yang ditularkan dari ibu ke bayi saat persalinan.
  • Imunisasi DPT-HB 3 (tiga) kali untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis (batuk rejan), Tetanus dan Hepatitis B. Imunisasi ini pertama kali diberikan saat bayi berusia 2 (dua) bulan. Imunisasi berikutnya berjarak waktu 4 minggu. Pada saat ini pemberian imunisasi DPT dan Hepatitis B dilakukan bersamaan dengan vaksin DPT-HB.
  • Imunisasi polio untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit polio. Imunisasi Polio diberikan 4 (empat) kali dengan jelang waktu (jarak) 4 minggu.
  • Imunisasi campak untuk mencegah penyakit campak. Imunisasi campak diberikan saat bayi berumur 9 bulan.
Efek samping Imunisasi

Imunisasi kadang mengakibatkan efek samping. Ini adalah tanda baik yang membuktikan vaksin betul-betul bekerja secara tepat. Efek samping yang biasa terjadi adalah sebagai berikut:

BCG: Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat suntikan. Setelah 2–3 minggu kemudian pembengkakan menjadi abses kecil dan kemudian menjadi luka dengan garis tengah 10 mm. Luka akan sembuh sendiri dengan meninggalkan luka parut kecil.

DPT: Kebanyakan bayi menderita panas pada sore hari setelah imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit, merah atau bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus, dan akan sembuh sendiri. Bila gejala tersebut tidak timbul, tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan perlindungan, dan imunisasi tidak perlu diulang.

Polio: Jarang timbuk efek samping.

Campak: Anak mungkin panas, kadang disertai kemerahan 4–10 hari sesudah penyuntikan.

Hepatitis B: Belum pernah dilaporkan adanya efek samping
Akses Minggu 27 Okt 2013 Pkl 11.13
8.      Mengajarkan pada orang tua tentang tanda-tanda bahaya dan kapan harus membawa bayi untuk minta pertolongan medic
Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai:
1.      Pernafasan: Sulit atau lebih dari 60 kali per menit
2.      Kehangatan: Terlalu panas(>38oC) atau terlalu dingin(36oC)
3.      Warna: Kuning(terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat.
4.      Pemberian makan: Hisapan lemah, menganyuk berlebihan, rewel, banyak muntah, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lender atau darah pada tinja
5.      Tali pusat: Merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah.
6.      Infeksi: Suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan(cairan), bau busuk, pernafasan sulit
7.      Tinja/kemih: Tidak berkemih dalam 3 hari, tidak berkemih dalam 24 jam
8.      Aktivitas: Mengigil; atau tangis yang tidak biasa, rewel, lemas, terlalu ngantuk, lunglai, kejang, kejang halus
Jika timbul tanda bahaya, maka bidan harus :
a.      Rujuk bayi untuk perawatan lanjutan segera
b.      Berikan pertolongan sesuai kemampuan anda dan sesuai kebutuhan sampai bayi memperoleh perawatan medis lanjutan
c.       Jika rumah sakit jauh dari lokasi anda(lebih dari 2 jam perjalanan) dan anda menduga terjadi infeksi, berikan suntikan biotik sebelum dirujuk
Di kutip: PUSDINKES-WHO-JHPIEGO.2003.ASUHAN BAYI BARU LAHIR.JAKARTA
9.      Melakukan tindakan pertolongan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir, seperti: kesulitan bernafas/asphyksia, hypothermia,hypoglicemi
Berbagai komplikasi yang akan terjadi pada Bayi Baru Lahir meliputi :
a. Hipotermi
Penanganan Hipotermi

Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir perlu tindakan yang cepat dan tepat. Seorang bayi yang cukup bulan yang sehat dan berpakaian akan mempertahankan suhu tubuh sebesar 36-37ºC asalkan suhu lingkungan dipertahankan antara 18 dan 21ºC, gizi cukup dan gerakannnya tidak terhambat oleh bedong yang ketat. Laju metabolisme bayi berbeda-beda, tetapi masing-masing bayi harus diawasi tidak boleh terlalu panas. Hipotermi padat terjadi jika bayi berada dekat pada sumber radiasi panas. Aktivitas berkeringat akan berlangsung terutama didaerah dahi, walaupun kemampuan ini masih terbatas pada bayi baru lahir (Wahyuningsih, 2008).
       Saat merawat bayi beresiko, harus melakukan pengukuran ekstra untuk mempertahankan suhu lingkungan yang netral (neutral thermal environment [NTE]) untuk bayi tersebut. Suhu lingkungan yang netral adalah suhu lingkungan dimana bayi tertentu akan mempertahankan suhu normal tanpa menggunakan energi berlebihan untuk melakukannya. Bayi yang mengalami hipotermi akan meningkatkan kecepatan metabolismenya untuk meningkatkan suhu tubuhnya dalam kisaran normal (Jensen, 2005).
Penanganan bayi hipotermi berat dapat dilakukan tindakan yaitu segera hangatkan bayi dibawah alat pemancar panas yang telah dinyalakan sebelumnya, bila mungkin gunakan inkubator atau ruangan hangat bila perlu. Kemudian ganti baju yang dingin dan basah bila perlu beri pakaian yang hangat, pakai topi dan selimuti dengan selimut hangat. Bayi harus dihindari dari paparan panas yang berlebihan dan usahakan agar posisi bayi sering diubah bila bayi dengan gangguan nafas (frekuensi nafas lebih 60 atau kurang 40 kali/menit, tarikan dinding dada, merintih saat ekspirasi).
Tindakan selanjutnya yaitu memasang jalur IV dan beri cairan IV sesuai dengan dosis rumatan, dan selang infus tetap terpasang di bawah pemancar panas, untuk menghangatkan cairan. Kemudian periksa kadar glukosa darah, bila kadar glukosa darah kurang 45 mg/dL (2,6 mmol/L), berikan penanganan terhadap hipoglikemi. Nilailah tanda bahaya setiap jam dan nilai juga kemampuan minum setiap 4 jam sampai suhu tubuh kembali dalam batas normal. Lalu ambil sampel darah dan beri antibiotik sesuai dengan yang disebutkan dalam penanganan kemungkinan besar sepsis. Anjurkan ibu menyusui segera setelah bayi siap tetapi bila bayi tidak dapat menyusu berikan ASI perah dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum. Bila bayi tidak dapat menyusu sama sekali, pasang pipa lambung dan beri ASI perah begitu suhu bayi mencapai 35oC (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007).
Periksa suhu tubuh bayi setiap jam, bila suhu naik paling tidak 0,5oC/jam, berarti upaya menghangatkan berhasil, kemudian lanjutkan dengan memeriksa suhu bayi setiap 2 jam. Periksa suhu alat yang dipakai untuk menghangatkan dan suhu ruangan setiap jam, setelah suhu tubuh bayi normal: lakukan perawatan lanjutan untuk bayi serta pantau bayi selama 12 jam kemudian dan ukur suhunya setiap 3 jam. Kemudian pantau bayi selama 24 jam setelah penghentian antibiotika. Bila suhu bayi tetap dalam batas normal dan bayi minum dengan baik dan tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan dan nasehati ibu bagaimana cara menjaga agar bayi tetap hangat selama di rumah (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007).
Penanganan bayi yang mengalami hipotermi sedang dapat dilakukan tindakan yaitu dengan mengganti pakaian yang dingin dan basah dengan pakaian yang hangat, memakai topi dan selimut dengan selimut hangat. Apabila ada ibu atau pengganti ibu, anjurkan menghangatkan bayi dengan melakukan kontak kulit dengan kulit (perawatan bayi lekat) akan tetapi apabila ibu tidak ada: hangatkan kembali bayi dengan menggunakan ala pemancar panas. Gunakanlah inkubator dan ruangan hangat bila perlu. Kemudian periksa suhu alat penghangat dan suhu ruangan, beri ASI perah dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum dan sesuaikan pengatur suhu. Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi lebih sering diubah (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007).
Anjurkan ibu untuk menyusui lebih sering. Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI perah menggunakan salah satu alternatif cara pemberian susu. Kemudian mintalah ibu untuk mengamati tanda bahaya misalnya gangguan nafas kejang dan segera mencari pertolongan bila terjadi hal tersebut. Periksa kadar lukosa darah, bila <45 m/dL (2,6 mmol/L), berikan penanganan terhadap hipoglikemi. Setelah itu nilai tanda bahaya, periksa suhu tubuh bayi setiap jam, bila suhu naik minimal 0,5ºC/jam berarti usaha menghangatkan berhasil, lanjutkan memeriksa suhu setiap 2 jam tetapi apabila suhu tidak naik atau naik terlalu pelan, kurang 0,5ºC/jam, cari tanda sepsis. Setelah suhu tubuh normal: lakukan perawatan lajutan dan pantau bayi selama 24 jam berikutnya, periksa suhu setiap 3 jam. Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik serta tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan, bayi dapat dipulangkan. Kemudian Nasihati ibu bagaimana cara merawat bayi dirumah (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007).
Menurut Departemen Kesehatan RI 2007, menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi dapat dilakukakan dengan cara melakukan kontak kulit, cara ini digunakan untuk semua bayi. Tempelkan kulit bayi langsung pada permukaan kulit ibu misalnya dengan merangkul, menempelkan payudara atau meneteki. Cara ini digunakan untuk menghangatkan bayi dalam waktu singkat atau menghangatkan bayi hipotermi (32- 36,4ºC) apabila cara lain tidak mungkin dilakukan.  Cara menghangatkan bayi dengan Kangaroo Mother Care (KMC) digunakan untuk menstabilkan bayi dengan berat badan <2,500 gram, terutama direkomendasikan untuk perawatan berkelanjutan bayi dengan berat badan <1,800 gram. Cara ini tidak untuk bayi yang sakit berat (sepsis,gangguan nafas berat) dan tidak untuk ibu yang menderita penyakit berat yang tidak dapat merawat bayinya. Pada ibu yang sedang sakit, cara ini dapat dilakukan oleh keluarga (pengganti ibu) (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007).
Akses Senin 28 Okt 2013 Pkl 05.12

b.    Hipoglikemia

Beberapa fakta mengenai hipoglikemia pada bayi baru lahir
·         Cara terbaik untuk mencegah kadar gula darah rendah adalah dengan memberi susu kepada bayi. Bagaimanapun, antara susu formula dan ASI (khususnya kolostrum pada hari-hari awal) tidaklah sebanding, dan kolostrum jauh lebih baik untuk mencegah dan mengatasi kadar gula darah rendah daripada formula (lihat poin #5 di bawah). Sedikit kolostrum mampu menjaga kadar gula darah lebih baik daripada formula dalam jumlah banyak. 1, 2, 3
·         Membiarkan bayi kontak kulit dengan ibunya segera setelah lahir dapat menjaga kadar gula darah bayi lebih tinggi daripada bila ia dipisahkan dari ibunya. (Lihat lembar informasi tentang “Pentingnya Kontak Kulit/The Importance of Skin to Skin Contact)
·         Tidak ada standar tentang kadar gula darah terendah yang disepakati secara umum, yang dapat mengindikasikan bayi memiliki kadar gula darah yang rendah. Karena atmosfir “perhatian yang berlebihan” tentang kadar gula darah rendah, level kadar gula terus ditingkatkan hingga menjadi absurd.
Saat ini, di banyak rumah sakit, 3.4 mmol/L (60 mg %) dianggap sebagai kadar gula darah terendah yang dapat diterima. Hal ini jelas-jelas menyimpang dan tidak ada bukti yang memperkuat level tersebut sebagai konsentrasi kadar gula terendah yang dapat disepakati.
·         Tidak ada metode yang bisa diandalkan untuk mengukur kadar gula darah selain di laboratorium. Penggunaan strip kertas untuk mengukur kadar gula darah tidak bisa diandalkan. Strip kertas cenderung menurunkan hasil pengukuran yang sebenarnya. Hanya laboratorium yang dapat memberikan pengukuran yang dapat diandalkan terhadap kadar glukosa atau gula dalam plasma (plasma adalah bagian dari darah yang tidak mengandung sel darah merah, itu yang sesungguhnya membuat kami tertarik, tapi kita tidak akan membicarakan hal ini).
·         Jika kadar gula darah bayi rendah, tidak berarti ia akan mengalami kerusakan otak. Hal ini berdasarkan fakta bahwa ada konstituen yang dilepaskan di dalam tubuh bayi yang akan melindungi otaknya. Ini termasuk senyawa-senyawa yang disebut badan keton, begitu juga asam laktat dan asam lemak bebas. Bahkan, bayi yang mendapatkan kolostrum atau ASI memiliki kadar badan keton yang lebih tinggi, misalnya, dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula atau bahkan bayi yang diberi tambahan susu formula1.
·         Bayi yang lahir dari kehamilan dan kelahiran normal, cukup bulan dan berat badan baik tidak perlu diuji kadar gula darah. Tetapi, begitu menjalarnya kecemasan terhadap kadar gula darah rendah hingga semakin banyak unit postpartum yang melakukan pengujian kadar gula darah rendah kepada setiap bayi. Hal ini menyakitkan bagi bayi, menyebabkan kecemasan bagi staf dan para orangtua, mahal, tidak bermanfaat dan bertentangan dengan bukti2.
·         Adalah sesuatu yang normal bila kadar gula darah merosot pada jam pertama atau kedua setelah persalinan. Nyatanya saat ini bayi-bayi di uji dahulu saat lahir dan satu jam kemudian dan diberikan susu formula karena kadar gula darahnya menurun. Bayi-bayi di uji tanpa alasan, kemudian diberikan susu formula karena kondisi normal! Kadang-kadang, bahkan saat bayi tidak disusui, kadar gula darahnya akan naik kembali setelah penurunan awal yang sebenarnya normal1,3.
·         Bayi tidak memiliki resiko kadar gula darah rendah karena berat badannya besar, jika ibunya tidak menderita diabetes. Tapi banyak rumah sakit yang memiliki protokol untuk secara otomatis menguji kadar gula darah bayi, dan bahkan beberapa secara otomatis memberikan susu formula (tidak dapat dipercaya) jika berat badan bayi lebih dari 4 kg (8 lb 12 oz); beberapa menetapkan 4,5 kg (10 lb). Pendekatan ini sepertinya diawali karena bayi dari ibu yang menderita diabetes cenderung memiliki berat badan lahir yang sangat besar. Kenyataannya, bayi besar yang ibunya tidak menderita diabetes tidak lebih beresiko memiliki kadar gula darah rendah2. Kenyataannya, mereka memiliki resiko yang lebih kecil karena hati (liver) mereka dipenuhi glikogen (molekul glukosa yang saling terhubung membentuk rantai) yang siap untuk melakukan tindakan yang disebabkan oleh kebutuhan tambahan gula, dan mereka juga memiliki banyak lemak yang siap untuk menghasilkan badan keton, asam laktat dan asam lemak bebas.
c. Asfiksia
Asfiksia adalah kegagalan untuk memulai dan melanjutkan permafasan pada bayi baru lahir. Bayi mungkin lahir dalam kondiasi akfiksia(asfiksia primer) atau mungkin mengalami asfiksia  setelah beberapa saat lahir(asfiksia sekunder)
Tanda-tanda dan gejala asfiksia:
            a.Tidak ada pernafasan atau pernafasan lambat(kurang dari 30 kali per menit)
            b. Pernafasan tidak teratur, dengkuran atau retraksi(pelekukan dada)
            c. Tangisan lemah
            d. Warna kulit pucat atau biru
            e. tonus otot lemah atau terkulai
            f. Denyut jantung tidak ada/perlahan(kurang dari 100 kali per menit
Penatalaksanaan akfiksia
1.      Mencegah kehilangan panas(keringkan dan rangsangan pada bayi)
2.      Posisikan bayi dengan baik dan bersilahkan jalan napas
3.      Memberikan rangsangan taktil
Lakukan tindakan tepat dan cepat pada bayi dengan tanda-tanda akfiksia. Selain meringankan dan mempertahankan tubuh bayi , lakukan penghisapan lender secara lembut untuk membersihkan jalan napas bayi. Pengeringan dan penghisapan lendir biasanya cukup untuk merangsang pernapasan pada bayi baru lahir dengan akfiksia ringan. Jika bayi baru lahir tidak mampu mengembangkan pernapasan spontan secara memadai(setelah dikerigkan dan di hisap lendirnya) berikan rangsangan taktil secara singkat.
Di kutip : JNPK-KR.2002.Asuhan Persalinan Normal.Jakarta: JHPIEGO(MNH) dan departemen kesehatan republic indonesia
10.  Memindahkan secara aman bayi baru lahir ke fasilitas kegawatdaruratan apabila di mungkinkan
  1. Fasilitas
Peralatan yang diperlukan dalam melaksanakan asuhan bayi baru lahir harus tersedia dalam satu ruangan dengan ibu, meliputi:
Tempat (meja) resusitasi bayi, diletakkan di dekat tempat ibu bersalin
  1. Infant warmer atau dapat digunakan juga lampu pijar 60 watt dipasang sedemikian rupa dengan jarak 60 cm dari bayi yang berfungsi untuk penerangan dan memberikan kehangatan di atas tempat resusitasi
  2. Alat resusitasi (balon sungkup) bayi baru lahir
  3. Air bersih, sabun dan handuk bersih dan kering
  4. Sarung tangan bersih
  5. Kain bersih dan hangat
  6. Stetoskop infant dan dewasa
  7. Stop watch atau jam dengan jarum detik
  8. Termometer
  9. Timbangan bayi
  10. Pengukur panjang bayi
  11. Pengukur lingkar kepala 30
  12. Alat suntik sekali pakai (disposible syringe) ukuran 1 ml/cc
  13. Senter
  14. Vitamin K1 (phytomenadione) ampul
  15. Salep mata Oxytetrasiklin 1%
  16. Vaksin Hepatitis B (HB) 0
  17. Form pencatatan (Buku KIA, Formulir BBL, Formulir register kohort bayi)
Peralatan yang diperlukan untuk pemeriksaan kunjungan neonatal
meliputi:
  1. Tempat periksa bayi
  2. Lampu yang berfungsi untuk penerangan dan memberikan kehangatan.
  3. Air bersih, sabun dan handuk kering
  4. Sarung tangan bersih
  5. Kain bersih
  6. Stetoskop
  7. Stop watch atau jam dengan jarum detik
  8. Termometer
  9. Timbangan bayi
  10. Pengukur panjang bayi
  11. Pengukur lingkar kepala
  12. Alat suntik sekali pakai (disposable syringe) ukuran 1
  13. ml/cc
  14. Vitamin K1 (phytomenadione) ampul
  15. Salep mata Oxytetrasiklin 1%
  16. Vaksin Hepatitis B (HB 0)
  17. Form pencatatan (Buku KIA, Formulir bayi baru lahir, formulir MTBM, Partograf, Formulir register kohort bayi)
Akses Senin,28 Okt 2013 Pkl 04.10
11.  Mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang dilakukan
Dokumentasi
·         Bidan harus mendokumentasikan secara akurat semua asuhan dalam cacatan ibu termasuk DJJ, kontraksi, dan tiap observasi yang dilakukan maupun bagaimana ibu melakukan koping.
·         Partogram biasanya diperbarui tiap setengah jam, atau secarapnya bila memungkinkan.
·         Selain itu setiap intervensi, masalah atau rujukan harus di dokumentasikan jelas dan ditandatangani dalam catatan ibu
Di Kutip : Asuhan Kebidanan: Persalinan dan kelahiran/Vicky chapman;alih bahasa,H.Y.kuncara;editor bahasa Indonesia,Monica ester.Jakarta: EGC,2006.



Keterampilan Tambahan
1.      Melakukan penikaian masa gestasi

GDS1 - K7 (Penilaian Usia Gestasi pada Neonatus)
Penilaian Usia Gestasi pada Neonatus

Semua bayi harus dilakukan penilaian usia kehamilan yang lengkap (jika mungkin dalam 1 jam setelah lahir dan <12 Jam)

Tujuan penilaian :
o   Bandingkan bayi menurut nilai standar pertumbuhan berdasar usia kehamilan (dianggap akurat dengan kisaran ± 2 minggu)
o   Verifikasi perkiraan obstetri untuk usia kehamilan
o   Identifikasi bayi kurang bulan, lebih bulan, besar/kecil untuk usia kehamilan
o   Amati dan rawat terhadap kemungkinan komplikasi

Teknik menilai usia kehamilan
o   Perkiraan obstetrik
·         HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
·         USG : Pengukuran Diameter Biparietal
o   Instrumen untuk menilai usia kehamilan bayi (perkembangan fisik dan neuro muskular)
·         Ballard (penyederhanaan dari skor Dubowitz)

Melakukan penilaian masa Gestasi
1. Mencatat Identitas bayi
2. Menilai maturitas neuromuskular bayi
    Postur
    Square Window
    Arm Recoil
    Sudut Popliteal
    Scarf Sign
    Heel-to-ear maneuver
3. Menilai maturitas fisis bayi
·           Kulit
·           Lanugo
·           Permukaan Plantar
·           Payudara
·           Kelopak Mata
·           Genitalia

4. Menjumlahkan data
5. Menggunakan Grafik Penilaian Maturitas
6. Dokumentasi perkiraan

    Kurang Bulan : <37 Minggu
    Cukup Bulan  : 37 - 42 Minggu
    Lebih Bulan   : >42 Minggu

Diposkan :Nanda Rizki Nasution
     Akses selasa 22 okt 2013 pkl 19.54
2.      Mengajarkan pada orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan bayi yang normal dan asuhannya
Dengan mengetahui perkembangan dan pertumbuhan  normal seorang bayi baru lahir dapat membantu bidan dalam mendidik orang tua mengenai cara dan kapan memenuhi kebutuhan bayi mereka. Walaupun semua kebutuhan dasar bayi harus di jaga dalam keadaan bersih, hangat, di beri makan, dalam keadaan aman dan disayangi, tetapi cara terbaik guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan besar ini tidak hanya bergantung pada kehendak masing-masing bayi dan tewmperamen mereka tetapi juga pada situasi rumah dan pekerjaa keluarga. Bulan pertama merupakan masa transisi dan penyesuaian baik untuk orang tua maupun bayi.
3.      Membantu orang tua dan keluarga untuk memperoleh sumber yang tersedia di masyarakat
Contoh ibu yang ingin tahu pentingnya ASI bagi bayi

Banyak ibu yang tahu betapa pentingnya ASI bagi bayi terutama pada 6 bulan pertama. Namun tak selalu para Ibu berhasil memberi ASI karena berbagai alasan entah karena memang ASI-nya tak keluar atau karena hal lain. Alhamdulillah saya dapat memberikan ASI ekslusif untuk anak saya, Ihsan, bahkan sampai usianya 2 tahun lebih. Saya melihat Ihsan memiliki daya tahan yang lebih baik dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang tak diberi ASI. Ini beberapa tips yang saya tulis berdasarkan pengalaman saya, jika ibu memang ingin memberikan ASI:
a.    Cari Informasi. Apa yang diberikan kepada bayi pertama kali akan amat mempengaruhi apakah program pemberian ASI (eksklusif) bisa berjalan atau tidak. Banyak bidan dan rumah sakit yang langsung memberikan susu formula (sufor) pada bayi baru lahir meskipun alasannya sebenarnya tak dapat dibenarkan. Setahu saya, banyak produsen susu sengaja mendekati rumah sakit atau bidan agar mereka “membantu” memasarkan produknya, salah satunya ya dengan mempekenalkan sufor produk mereka ke bayi yang baru lahir. Tentu saja rumah sakit atau bidan itu akan mendapat imbalan. Mama saya yang mantan PNS di Dinas Kesehatan bercerita, ada bidan teman kerjanya yang bisa umrah atas biaya produsen sufor karena dianggap berhasil “memasarkan” produk mereka. Padahalj ika bayi sudah telanjur diberi sufor di awal harinya, bisa dipastikan ia bakal menolak ASI ibunya.

Saya beruntung karena di bidan tempat saya melahirkan saya didukung untuk memberi ASI ekslusif. Bahkan kalaupun ASI ibu belum keluar hingga hari kedua, bidan itu tetap tak memberikan sufor. Selama itu, ibu disarankan untuk terus mencoba memberikan ASI ke bayi agar produksi ASI dapat terangsang. Karena itu jika memungkinkan sejak sebelum hamil cari informasi mengenai rumah sakit atau bidan mana yang dapat mendukung niat kita memberikan ASI.

b.    Dukungan Suami. Suami berperan amat penting dalam mendukung program ASI. Dukungan itu berpengaruh terhadap ibu secara psikologis. Jika ibu nyaman secara psikologis, ini pun dapat mempengaruhi produksi ASInya. Karenanya, selalu sosialisasikan tentang pentingnya ASI pada suami. Syukur-syukur jika suami sudah teredukasi sebelumnya. Dukungan suami juga berguna saat anggota keluarga lain kurang mendukung karena ketidaktahuan mereka. Misalnya, ibu atau ibu mertua kita.

c.    Update Pengetahuan. Banyak mitos seputar ASI yang bukan tak mungkin akan menyurutkan niat kita untuk memberi ASI. ASI basi lah..ASI tak mengenyangkan lah..Karenanya, terus update pengetahuan kita tentang ASI atau apa pun yang berhubungan dengan bayi. Maksudnya, tentu saja agar kita tak “tersesat” dan mengambil keputusan yang salah. Sekarang, banyak narasumber yang dapat kita andalkan. Internet, buku, majalah atau melalui milis misalnya.

d.  Doa. Adalah hal yang terakhir yang tak boleh dilupakan. Minta pada Allah agar niat kita memberi ASI dikuatkan, dimudahkan dan dilancarkan. Bisa saja kita telah berusaha mencari rumah sakit yang mendukung program kita, tapi ternyata kita tak dapat melahirkan di sana. Jadi, doa mutlak perlu ya..
Akses Minggu 27 Okt 2013 Pkl 16.45 16

4.      Memberikan dukungan kepada orang tua selama masa berduka cita sebagai akibat bayi dengan cacat bawaan, keguguran atau kematian bayi
Dukungan bidan yang baik :
1.      Kehadiran bidan yang berkesinambungan dalam dukungan memberi konseling kondisi bayi pada ibu.
2.      Dukungan memberi rasa nyaman, sentuhan.
3.      Memberi dorongan serta penjelasan mengenai apa yang terjadi pada bayinya dari berbagai informasi
4.      Memberikan dukungan moril kepada orang tua yang memiliki bayi dengan cacat bawaan, keguguran dan kematian
Di kutip : Pelatihan Asuhan Persalinan Normal.Buku Acuan-ED.3.(Revisi). Jakarta: Jaringan Pelatihan Klinik-Kesehatan.
Di Kutip : Asuhan Kebidanan: Persalinan dan kelahiran/Vicky chapman;alih bahasa,H.Y.kuncara;editor bahasa Indonesia,Monica ester.Jakarta: EGC,2006.


5.      Memberikan dukungan kepada orang tua selama bayinya dalam perjalanan rujukan diakibatkan ke fasilitas kegawatdaruratan

Memberi konseling
1.      Jelaskan pada ibu dan keluarga bahwa bayinya perlu di rujuk. Bayi dirujuk bersama ibunya dan di dampingi oleh bidan. Jawab setiap pertanyaan yang di ajukan ibu/keluarganya.
2.      Minta keluarga untuk menyiapkan sarana transportasi secepatnya. Suami atau salah seorang anggota keluarga diminta untuk menemani ibu dan bayinya selama perjalanan rujukan.
3.      Beritahukan ( bila mungkin ) ke tempat rujukan yang di tuju tentang kondisi bayi dan perkiraan waktu tib. Beritahukan juga ibu baru melahirkan bayi yang sedang di rujuk.
4.      Bawa peralatan resusitasi dan perlengkapan lain yang diperlukan selam berjalan di tempat rujukan.
Dukungan bidan yang baik :
·         Kehadiran bidan yang berkesinambungan dalam dukungan memberi konseling kepada ibu bahwa kondisi bayi dapat diperkirakan dengan baik.
·         Dukungan memberi rasa nyaman, sentuhan, dan keselamatan bayinya.
·         Memberi dorongan serta penjelasan mengenai apa yang terjadi dari berbagai informasi.
·         Memberi dukungan moril kepada ibu dan keluarga
·         Bidan Memberikan dukungan kepada orang tua selama perjalanan dalam proses rujukan ke fasilitas perawatan kegawatdaruratan
Di kutip : Pelatihan Asuhan Persalinan Normal.Buku Acuan-ED.3.(Revisi). Jakarta: Jaringan Pelatihan Klinik-Kesehatan.


6.      Memberikan dukungan kepada orang tua dengan kelahiran ganda
Definisi Dukungan Persalinan
Dukungan Persalinan adalah asuhan yang sifatnya mendukung yaitu asuhan yang bersifat aktif dan ikut serta dalam kegiatan selama persalinan merupakan suatu standar pelayanan kebidanan, dimana ibu dibebaskan untuk memilih pendamping persalinan sesuai keinginannya, misalnya suami, keluarga atau teman yang mengerti tentang dirinya.
Idealnya pendampingan ini dilaksanakan semenjak pra persalinan yang dapat membantu memutuskan rencana tempat persalinan, pemakaian alat kontrasepsi dan kejadian lain yang tidak diharapkan.
1.      Macam-macam Dukungan Persalinan
a.      Dukungan fisik
Dukungan fisik adalah dukungan lansung berupa pertolongan lansung yang diberikan oleh keluarga atau suami kepada ibu bersalin.
b.      Dukungan emosional
Dukungan emosional adalah dukungan berupa kehangatan, kepedulian maupun ungkapan empati yang akan menimbulkan keyakinan bahwa ibu merasa dicintai dan diperhatikan oleh suami, yang pada akhirnya dapat berpengaruh kepada keberhasilan.
2.       Metode Dukungan Persalinan
Menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan selama persalinan (orang terdekat : suami,orang tua)
·         Pengaturan posisi
Duduk atau setengah duduk, posisi merengkak, berjongkok atau berdiri, berbaring miring ke kiri.
Relaksasi dan pernafasan (memejamkan mata dengan menarik nafas panjang melalui hidung, membayangkan seolah-olah oksigen mengalir keseluruh tubuh, lalu buang nafas melalui mulut)
·         Istirahat dan privasi
Memberi rangsangan alternatif yang kuat untuk mengurangi nyeri dan menghambat rasa sakit
Kompres hangat, kompres dingin dan sentuhan atau pijatan (pada daerah punggung atau tumit)
Akses: Rabu,22 Okt 2013 Pkl 12.34           http://hananurhanifah.blogspot.com/2013/06/dukungan-persalinan_10.html